Setelah Lotus, MAP Akan Tutup Debenhams Akhir Tahun Ini

Katadata
Lotus merupakan salah satu brand department store milik PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)
Penulis: Pingit Aria
26/10/2017, 06.00 WIB

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) telah memastikan rencana penutupan gerai Lotus pada akhir bulan Oktober 2017. Menyusul Lotus, MAP juga akan menutup gerai Debenhams pada akhir tahun ini.

Saat ini MAP tengah melakukan konsolidasi bisnis department store dan fokus pada gerai SOGO, SEIBU dan Galeries Lafayette. “Sejalan dengan tren pasar saat ini, MAP akan terus berinvestasi pada bisnis Active, Fashion dan Food & Beverage,” kata Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication MAP dalam siaran pers, Rabu (25/10).

Keputusan untuk menutup gerai-gerai tersebut diambil setelah mempertimbangkan  perubahan tren retail secara global. “Di seluruh dunia, tren berbelanja generasi millenial telah beralih dari department store, dan memilih untuk berbelanja di gerai specialty store,” ujarnya.

Tren global tersebut, menurutnya juga terjadi di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merasakan pertumbuhan signifikan industri e-commerce yang berdampak pada offline store.

“Menanggapi transisi digital ini, MAP telah meluncurkan gerai online, MAPEMALL dan akan secara intens berupaya mengembangkan bisnis O2O sebagai bagian dari visi Perusahaan untuk menjadi peretail omnichannel terdepan di Asia,” kata Fetty.

Ia memastikan bahwa kinerja keuangan MAP secara keseluruhan masih cukup baik. Menurut laporan keuangan emiten berkode saham MAPI itu, perusahaan mengalami akumiulasi pertumbuhan pendapatan 16,4% selama tiga tahun terakhir.

Secara rinci, perseroan membukukan pendapatan Rp11,82 triliun pada tahun 2014, kemudian meningkat 7,8% pada 2015 menjadi Rp 12,83 triliun. Selanjutnya, pendapatan pun terjaga pada akhir tahun 2016 dengan persentase 10,21% menjadi Rp14,14 triliun.

Sementara dari sisi laba keuntungan, laba bersih perusahaan memang sempat merosot 61,53% menjadi Rp 30 miliar pada 2015 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar sebesar Rp 78 miliar. Namun, kinerja laba kembali pulih pada 2016 dengan lonjakan tajam hingga 592,72% menjadi Rp 208,47 miliar.

Kejayaan perusahaan pun seakan tak runtuh hingga semester I 2017 ini. Perusahaan kembali mencatatkan kenaikan pendapatan 15,81% menjadi Rp 7,71 miliar dan laba bersih sebesar Rp 175,02 miliar atau lompat 278% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Hasil kinerja yang positif untuk semester pertama 2017 telah diikuti dengan kinerja keuangan yang kuat di kuartal ke-tiga – ditandai oleh pertumbuhan penjualan yang signifikan,” kata Fetty.