HET Bikin Pedagang Pasar Induk Cipinang Enggan Jual Beras Medium

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Senin (7/8).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
4/10/2017, 14.50 WIB

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi pun mengakui adanya tren baru dalam penjualan beras. Menurutnya, penjual di Pasar Induk Beras Cipinang kini memang lebih suka menjual beras premium. “Sekarang komposisinya sekitar 70% beras premium,” ujar Arief.

Yang pasti, Arief mengklaim, pasokan beras di Pasar Induk Cipinang masih stabil. Tercatat hingga kemarin, pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 53 ribu ton. Sedangkan batas aman pasokan sekitar 30 ribu ton per hari.

Sementara, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian hari ini mengadakan bazar beras premium murah di Pasar Induk Beras Cipinang. Menurut Kepala Pusat Distribusi Cadangan Pangan BKP Riwantoro, langkah ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaan BKP menjual beras seharga Rp 8 ribu per kilogram. Penjualannya dilakukan melalui Toko Tani Indonesia. “Harganya bisa murah karena penjualan dilakukan dengan memotong rantai distribusi,” kata Riwantoro.

Hanya, saat para pedagang besar di pasar induk enggan menjual beras medium, harganya di tingkat pengecer terpantau tetap tinggi. Data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan menunjukkan, harga rata-rata beras medium di tingkat pengecer di Jakarta masih di kisaran Rp 11 ribu per kilogram, jauh dari HET yang ditetapkan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily