Menteri Komunikasi dan Informatika (Rudiantara) menilai gangguan satelit Telkom-1 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dapat menjadi pelajaran bagi para operator. Rudiantara mengatakan, operator harus memiliki cadangan (back-up) untuk beroperasi sebelum terjadi insiden.
"Jadi sebenarnya mengingatkan kembali kepada teman-teman operator untuk selalu menyiapkan back-up. Siapkan solusi what if scenario," ujar Rudiantara di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/8). (Baca: Telkom Minta Maaf, Gangguan Satelit Hingga 10 September 2017)
Rudiantara mengatakan, penggunaan satelit cukup berisiko tinggi, baik ketika peluncuran maupun saat tengah beroperasi. Dia pun mencontohkan ketika salah satu satelit milik operator yang pernah gagal meluncur. Alhasil, operator tersebut harus menunggu 30 bulan untuk peluncuran selanjutnya.
"Satelit itu kan berisiko, walaupun ada asuransi," kata Rudiantara. (Baca: Gangguan Satelit, BCA Gratiskan Biaya Tarik Tunai di ATM Bank Lain)
Apalagi, satelit Telkom-1 telah digunakan selama 18 tahun dari sejak diluncurkan 1999. Padahal masa operasi satelit 15 tahun. "Risiko pengoperasian seperti ini apalagi sudah uzur ya, sudah lebih dari 15 tahun ya," kata Rudiantara.
Satelit Telkom 1 milik PT Telkom Indonesia mengalami gangguan karena masa berlakunya telah melewati batas operasi. Akibatnya, ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tak berfungsi. Meski upaya perbaikan telah dilakukan, beberapa gangguan diperkirakan masih akan terjadi hingga dua pekan ke depan.
(Baca: Ribuan ATM dan 126 Kantor Kas BCA Tak Beroperasi Akibat Satelit Error)
Awalnya, satelit Telkom-1 yang diluncurkan pada 1999 hanya memiliki waktu beroperasi selama 15 tahun. Namun, evaluasi dan konsultasi Lockheed Martin, produsen Telkom 1, satelit dapat beroperasi normal hingga 2019.
Evaluasi dan konsultasi dikerjakan Lockheed Martin pada 2014 dan 2016. Hasilnya, Satelit-1 dapat beroperasi dalam kondisi normal dan berbahan bakar cukup untuk beroperasi hingga 2019.
Pihak Telkom saat ini sedang melakukan investigasi dan akan mengumumkan keadaan satelit Telkom 1. "Tidak tertutup adanya kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali," tutur Direktur Utama Telkom Alex Sinaga.
Telkom saat ini sedang mengalihkan pelanggan yang menggunakan Telkom-1 ke satelit Telkom-2 dan satelit Telkom 3S serta satelit swasta lainnya.
"Proses migrasi telah dilakukan pada 26 Agustus dan akan selesai pada 30 Agustus," kata Alex kepada wartawan di Graha Merah Putih, Jakarta, Senin (28/8). (Baca: ATM Offline Imbas Satelit Error, BI Jamin Sistem Pembayaran Aman)
Menurut catatan Telkom, satelit Telkom-1 memiliki 63 pelanggan dengan jumlah ground segmentsekitar 15 ribu titik. Ada 8 pelanggan penyedia Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang menangani 12.030 site dengan rincian lembaga pemerintah, pelayanan publik seperti perbankan dan penyiaran, dan perusahaan swasta.
Proses migrasi akan dilakukan dengan menyediakan 36 transponder pengganti untuk diarahkan ke satelit lain. Menurut Alex, proses pengarahan ulang 15 ribu antena bakal memakan waktu sekitar 10 hari setelah pergantian transponder selesai dilakukan pada 30 Agustus.Masalah gangguan kemungkinan akan berlangsung hingga 10 September.