Bank Indonesia mengupayakan pengembangan ekonomi daerah melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu komoditas yang difokuskan oleh BI adalah kain tradisional dari daerah.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan pengembangan UMKM diimplementasikan oleh 46 kantor Perwakilan BI di seluruh Indonesia. "Kain tradisional jadi fokus dari produk yang dibesarkan," kata Agus saat membuka pameran Karya Kreatif Indonesia di Senayan, Jakarta, Jumat (18/7).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2015, ekonomi kreatif menyumbang Rp 852 triliun untuk Produk Domestik Bruto (PDB) dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 15,9 juta orang.
(Baca juga: Tiga UMKM Binaan Kadin Siap Masuk Bursa Saham)
Ekonomi kreatif memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional sebanyak 7,4 persen dengan produk busana dan kuliner menjadi yang paling besar menyumbang pemasukan negara.
Agus menyampaikan, busana daerah didorong karena dapat memunculkan dan mengembangkan pusat ekonomi baru. Selain itu, kain tradisional punya kualitas dan harga yang baik untuk dijual ke pasaran. "Produk kreatif memiliki kualitas premium dan nilai ekonomi yang tinggi," jelas dia.
Produk-produk yang diutamakan adalah Batik Jambi dan Songket Deli dari Sumatera, Batik Tegal dari Jawa, Sasirangan dari Kalimantan, Tenun Sukomandi dan Tenun Donggala dari Sulawesi, dan Tenun Khas Nusa Tenggara Timur.
Sampai saat ini, Agus menyebutkan ada 512 unit UMKM hasil binaan BI. Dengan pengembangan industri kreatif, BI memberikan kesempatan pada wanita. Pasalnya, 54 persen tenaga kerja di UMKM binaan adalah wanita. Selain itu, sebanyak 22,6 persen pengusaha yang bergerak di subsektor busana juga wanita.
(Baca juga: Terima Rp 14,6 Triliun dari Alibaba, Tokopedia Bangun Pusat Riset)
Menurut Agus, pengembangan UMKM binaan BI dapat mendukung perekonomian daerah, penyerapan tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita, mendorong pariwisata, sekaligus mengangkat citra budaya daerah.
"Potensi ini butuh perhatian komitmen dan dukungan berbagai pihak," jelas dia.
Oleh karena itu, BI menggelar pameran dengan tajuk Karya Kreatif Indonesia yang digelar dari 18-20 Agustus 2017 di JCC, Senayan.
Namun, pengamat ekonomi Aviliani meminta peran BI untuk lebih besar lagi. Pasalnya, akses pasar melui pameran tidak bisa terus-menerus tersedia. Sehingga dia ingin ada integrasi UMKM dengan perusahaan besar atau sistem penjualan lewat internet.
(Baca juga: Sulit IPO, UMKM Perlu Perantara Mengakses Dana di Pasar Modal)
"BI bisa menjadi penghubung antara informasi dengan UKM dan bisa besar karena industri kreatif menurut saya potensi ekspornya besar," ungkap Aviliani.