Pemerintah Dorong Korea Selatan Berinvestasi di Luar Jawa

Arief Kamaluddin | Katadata
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
6/7/2017, 09.25 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menawarkan peluang bisnis di luar Jawa ke Korea Selatan. Beberapa sektor yang ditawarkan adalah industri hilir sawit dan pemurnian logam melalui smelter.

"Pemerintah telah menyiapkan beberapa wilayah menjadi pusat industri baru," kata Airlangga melalui siaran persnya dari Seoul, Korea Selatan, Rabu (5/7).

Wilayah yang disiapkan Airlangga adalah kawasan industri Kuala Tanjung dan Sei Mangkei di Pulau Sumatera. Sedangkan untuk pengembangan industri di Pulau Sulawesi, pemerintah telah menyediakan kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dan Bitung di Sulawesi Utara.

(Baca juga:  15 Paket Tak Ampuh, Pemerintah Godok Paket Penyapu Izin Usaha)

Di Sei Mangkei, pemerintah menawarkan industri pengolahan CPO (Crude Palm Oil) bernilai sebesar Rp 9,5 triliun dengan luas lahan 2.002 Hektare. Untuk kawasan industri Morowali, nilai investasi industri ferronikel sebanyak Rp 49,7 triliun di atas tanah seluas 1.200 hektare.

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan rencana pemerintah untuk menambah beberapa kawasan industri baru lagi. "Dalam tiga tahun ke depan, kami juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang," katanya.


Indeks PMI Survei Kegiatan Dunia Usaha 2012-2017

Alasan Airlangga meluaskan investasi sampai ke luar Pulau Jawa merupakan upaya untuk pemerataan ekonomi nasional. Menurut dia, pembangunan kawasan industri, khususnya di pulau selain Jawa adalah untuk mempercepat cita-cita pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sentris.

Sebelumnya, Indonesia telah melakukan banyak kerja sama dengan Korea Selatan. Salah satunya adalah perjanjian untuk membangun klaster 10 juta ton baja antara PT Krakatau Steel dengan perusahaan baja asal Korea Selatan, Posco.

(Baca juga:  Industri Kelapa Sawit Khawatir Dampak Dibukanya Data HGU untuk Publik)

Industri baja adalah salah satu aspek yang ditonjolkan dalam pertemuan Airlangga dengan pihak Korea Selatan. "Sektor ini sebagai mother of industry karena produknya merupakan bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lain," lanjut dia.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Korea Selatan salah satu investor terbesar di Indonesia. Di sektor industri manufaktur, Korea Selatan berkontribusi hingga 71 persen dari total investasi selama lima tahun terakhir sebesar US$ 7,5 miliar. Bahkan, pabrik-pabrik tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang.

“Hubungan kerja sama ekonomi khususnya di sektor industri antara Indonesia dengan Korea Selatan patut diperkuat,” tutur Airlangga.

Reporter: Michael Reily