Pemerintah akan Bangun Fasilitas Tahan Gempa di Aceh

BMKG
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pukul 05. 03.36 WIB dengan kekuatan M=6,5. Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km.
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
16/12/2016, 15.19 WIB

Pemerintah tengah berupaya memperbaiki bangunan-bangunan fasilitas umum yang rusak akibat gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Teknologi anti gempa akan digunakan untuk meminimalisir kerusakan dan korban jika ada musibah serupa di kemudian hari.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono menuturkan, pemerintah akan menggelar rapat kabinet terbatas untuk mempercepat revitalisasi fasilitas yang terkena dampak gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh. Dalam rapat tersebut, akan dibahas mengenai anggaran yang akan digunakan dan memutuskan untuk kembali membangun fasilitas yang rusak tersebut dengan menggunakan teknologi anti gempa.

(Baca juga: Masih Ada Potensi Gempa, Badan Geologi Minta Warga Aceh Waspada)

Hal ini seusuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), seusai menyambangi lokasi gempa pada Kamis, (15/12) kemarin. "Makannya nanti sesuai kunjungan Pak Presiden kemarin nanti langsung dibikin sidang kabinet terbatas," ujar Basuki saat ditemui disela acara Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Expo, di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (15/12).

Basuki menjelaskan, perbaikan gedung-gedung sekolah akan menjadi prioritas pemerintah. Sedikitnya, terdapat 200 sekolah yang mengalami kerusakan dan akan segera dibangun kembali. Menurut Basuki, Jokowi memerintahkan agar pembangunan sekolah-sekolah ini dapat selesai seluruhnya dalam waktu satu tahun.

Presiden Jokowi, menurut Basuki, telah menyiapkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk merealisasikan rencana tersebut. Dana yang dibutuhkan ditaksir mencapai Rp 1 triliun. (Baca juga: Gempa Aceh Tak Pengaruhi Produksi Migas)

Selain merevitalisasi sekolah, Jokowi pun memprioritaskan pembangunan kembali 68 masjid yang rusak akibat gempa. Targetnya, semua dapat rampung sebelum bulan Ramadhan tahun 2018. Namun, Basuki masih belum mengetahui berapa besar biaya untuk merevitalisasi masjid-masjid tersebut.

Kemudian, pemerintah juga akan memberikan bantuan untuk membangun kembali pesantren yang mengalami kerusakan. Jalanan dan jembatan pun diklaim sudah memasuki masa perbaikan. Lebih lanjut, Basuki menjelaskan, khusus untuk pembangunan rumah-rumah yang mengalami kerusakan, pemerintah juga akan memberikan bantuan dana. 

Presiden Joko Widodo memang langsung ke Aceh setelah menyelesaikan lawatannya ke India dan Iran. Ia memerintahkan percepatan penanganan dampak gempa bumi di Aceh. Presiden menginginkan adanya pendekatan baru dalam penanganan bencana, di mana tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilakukan secara paralel. Tidak perlu menunggu tahap demi tahap. (Baca juga: Gempa Aceh, Pertamina Klaim Distribusi BBM dan LPG Aman)

"Pendataan dan pemberian bantuan stimulan pembangunan rumah harus dipercepat. Saya perintahkan untuk segera bisa diberikan bantuan keuangannya agar segera bisa dibangun kembali rumah itu sehingga kegiatan di masyarakat juga bisa jalan kembali," kata Presiden saat mengunjungi lokasi kedua terdampak gempa di Perumahan Warga di Gampong Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya pada Kamis, kemarin.

Gempa berkekuatan 6,5 skala richter mengguncang Pidie Jaya, Aceh pada 7 Desember 2016 lalu. Hingga Kamis (15/12) kemarin, tercatat 103 korban meninggal dunia. Dari jumlah itu, 96 ahli waris telah menerima santunan duka cita sebesar Rp 15 juta per korban dari Pemerintah.

Reporter: Miftah Ardhian