Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru, diperkirakan akan mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Sebab, Trump lebih fokus membangkitkan perekonomian di dalam negeri. Hal ini akan mempengaruhi ekspor dan neraca dagang Indonesia dengan AS.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengkhawatirkan terpilihnya Trump akan membuat AS menerapkan kebijakan proteksionisme dalam perdagangan internasionalnya. Untuk itu, pemerintah perlu mengubah strategi ekspor dan impor. (Baca: Rencana 200 Hari Presiden Trump: Setop Pakta Dagang NAFTA dan TPP)
Ia menyarankan, pemerintah mengubah startegi ekspor, dengan berfokus kepada produk-produk yang memiliki keunggulan. Sedangkan dari sisi impor, pemerintah dapat memacu industri susbtitusi impor. "Apalagi kondisi global juga belum (bisa) dikatakan baik," kata Haryadi di Jakarta, Rabu (16/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke AS pada pada Oktober lalu mencapai US$ 1,3 miliar. Angka ini berada di bawah ekspor non migas terbesar yakni Cina dengan nilai US$ 1,6 miliar.
Haryadi khawatir apabila Trump merealisasikan kebijakan proteksionismenya maka nilai ekspor Indonesia ke AS semakin melorot. "Kalau industri di sana (AS) wait and see, kita yang bisa stuck," katanya. (Baca: Tren Peningkatan Ekspor Bisa Terpukul Kebijakan Trump)
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani menjelaskan, terpilihnya Trump akan membawa dua dampak perekonomian saat ini. Pertama, dampak jangka menengah dari proteksionisme apabila direalisasikan.
Kedua, dampak jangka pendek berupa sentimen negatif yang membuat beberapa nilai tukar mata uang melemah. "Tapi jelas kami lebih khawatir pada dampak jangka menengahnya," ujar Shinta. (Baca: ASEAN Siapkan Penyangga Ekonomi Hadapi Guncangan Efek Trump)
Kebijakan Trump yang diprediksi lebih proteksionis dalam perdagangan terutama terhadap Meksiko dan Cina, akan berdampak negatif terhadap kegiatan ekspor-impor negara tersebut. Selain itu, kebijakan anti-imigran dan tingkat keyakinan yang negatif juga akan berdampak buruk bagi perekonomian AS dan menimbulkan ketidakpastian global.
Dengan kondisi tersebut, diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan turun. "Kebijakan Trump yang cenderung membawa ekonomi AS lebih tertutup akan menyebabkan ketidakpastian dalam ekonomi AS dan global semakin meningkat," ujar Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, beberapa hari lalu.