Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah berkomitmen penuh untuk mengembangkan industri otomotif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun Pelabuhan Patimban di wilayah utara Jawa Barat.
Pelabuhan itu akan menjadi penunjang utama kelancaran logistik untuk kebutuhan industri otomotif. Apalagi, beberapa perusahaan otomotif tercatat memiliki pabrik perakitan di wilayah utara Jawa Barat, seperti Bekasi serta Karawang.
"Apabila logistik dipermudah, maka industri ini akan tumbuh baik," kata Kalla saat membuka acara "Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS)" di ICE-BSD City, Serpong, Kamis (11/8). Karena itu, pemerintah akan segera merealisasikan pembangunan pelabuhan tersebut. (Baca:Utang untuk Proyek Pelabuhan Patimban Maksimal Rp 28 Triliun)
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menargetkan penandatanganan perjanjian pembiayaan Pelabuhan Patimban dengan pihak Jepang bisa dilakukan tahun ini. Jadi, pengerjaan proyeknya bisa dimulai tahun depan dan rampung pada 2019.
Pada pembangunan tahap awal ini Pelabuhan Patimban bisa menampung 1,5 juta unit kontainer setara 20 kaki (TEUs). Kapasitasnya akan ditambah menjadi 7,5 juta TEUs pada 2037. (Baca: Usulan Jonan, Pemerintah Bahas Utang Jepang untuk Pelabuhan Patimban)
Menurut Kalla, peningkatan kapasitas logistik merupakan salah satu jalan untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif. Distribusi bahan baku serta ekspor produk otomotif akan berjalan baik jika fasilitas logistik telah terbangun.
Di sisi lain, Kalla mengagumi industri otomotif yang mampu membukukan penjualan 1 juta unit kendaraan setiap tahun. Dengan begitu, industri ini dapat menjadi indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. (Baca: Jokowi Kaji Dana Jepang untuk Bangun Pelabuhan Patimban Rp 40 T)
Menurut Kalla, efek berantai yang dibawa industri otomotif sangat besar. "Apabila industri ini berkembang, maka industri pendukung yang lebih kecil juga akan berkembang," ujarnya.
Secara umum, Kalla menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global merupakan faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kendaraan. Sedangkan kondisi ekonomi global tengah mengalami perlambatan. Karena itu, pameran otomotif seperti GIIAS ini bisa menjadi momentum untuk memacu penjualan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.