Pemerintah berencana menambah anggaran untuk membiayai program tol laut, khususnya menambah jumlah kapal. Hal ini merupakan keinginan Presiden Joko Widodo.
“Beliau (Presiden) malah memerintahkan, bukan hanya setuju (menambah anggaran tol laut),” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Rabu (3/8). (Baca: Jokowi: Masa Depan Indonesia Ada di Laut)
Menurut Luhut, penambahan anggaran ini diperlukan untuk pengadaan tambahan kapal laut. Kapal yang kelak berfungsi sebagai penghubung atau feeder antarpulau kecil inilah yang akan memegang peranan penting dari pusat hingga ke daerah.
Di sisi lain, Luhut menyatakan, hampir 60 hingga 70 persen teritorial Indonesia adalah laut dengan segala kekayaannya. Namun, ia menyayangkan minimnya perindustrian di dalam negeri. “Ya memang betul, kita ini lama melupakan bidang maritim seperti yang dikatakan Presiden Jokowi,” ujarnya.
Gagasan jalur cepat transportasi laut atau tol laut, tidak hanya dimiliki Indonesia. Visi yang sama juga diusung oleh Cina. Presiden Cina Xi Jinping menyebutnya sebagai one belt one road. (Baca: Tol Laut Pangkas Harga Bahan Pokok di Indonesia Timur)
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang lama, Franky Sibarani, menyebut kedua program tersebut memiliki kesamaan visi. Salah satu kunci penting dalam visi dua presiden itu adalah membangun konektivitas.
”Pemerintah gencar membangunan terutama dalam sarana transportasi seperti pelabuhan, bandara, rute tol laut, dan jalan tol,” kata Franky dalam keterangan resminya, Senin (27/6). (Baca: Jepang Berminat Investasi Tol Laut)
Pemerintah memang sedang menggalakkan pembangunan sarana transportasi. Upaya pemerintah tersebut terlihat dalam rencana pengembangan 150 pelabuhan baru yang digarap sejak 2015, pembuatan 100 kapal, dan pembentukan 86 jalur laut.
Selain itu, pembangunan 19 bandara baru, 132 bandara direhabilitasi, dan 27 perluasan bandara. Di transportasi darat ada rencana pembangunan 1.000 kilometer jalan tol yang akan selesai pada 2019, 2.650 kilometer pembangunan jalan baru, 46.770 kilometer jalan direhabilitasi, serta 2.159 kilometer jalur kereta api antarkota.