Harga Melonjak, Kadin Jamin Pasokan Bahan Pangan Mencukupi

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
14/6/2016, 16.21 WIB

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menghimbau para pengusaha, khususnya yang berada di bawah naungan Kadin, agar tidak memanfaatkan momen bulan puasa dan Lebaran untuk mengeruk untung terlalu besar. Hal ini merupakan respons Kadin terhadap melambungnya harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya sejak bulan puasa ini.

Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani mengatakan, pihaknya akan menegur dan mengingatkan pengusaha yang memanfaatkan kenaikan permintaan selama bulan puasa dan untuk melakukan aksi spekulatif dan mengeruk keuntungan. Caranya dengan menetapkan harga jual yang terlalu tinggi.

"Pengusaha boleh untung, tapi yang wajar saja. Masyarakat yang akan merayakan Lebaran jangan dibuat susah (dengan harga yang tinggi)," ujar Rosan saat acara temu media di Jakarta, Selasa (14/6). Apalagi, lanjut dia, pemerintah telah komitmen menjaga inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga.

Kadin mengklaim, semua kebutuhan pokok yang ada memiliki stock yang sangat mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Meskipun permintaan tinggi atau meningkat, Kadin juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Bulog. Tujuannya memastikan pasokan kebutuhan pokok tetap mencukupi. Dengan begitu, harga pangan tidak bergejolak di pasaran. 

Di tempat yang sama, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyatakan, pasokan makanan dan minuman sudah dapat memenuhi permintaah masyarakat. Pengusaha yang tergabung dalam Gapmmi juga telah melakukan distribusi sampai ke pelosok daerah.

"Kami tandem dengan asosiasi pasar dan Aprindo. Kami tandem dan selalu persiapkan jauh-jauh hari," ujarnya.

Sedangkan Agung P. Murdanoto, Direktur Pengembangan Usaha & Investasi Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), menjamin pasokan gula di pasaran tidak akan mengalami kekurangan. Namun, dia mengakui, pasokan gula sempat mengalami kekurangan pada Mei lalu. Penyebabnya, hampir 58 pabrik gula baru memulai proses penggilingan pada awal Juni ini.

"Kalau Mei agak kosong memang kita belum mulai produksi. Efek La Nina juga, hujan terus sehingga menyebabkan efek giling menjadi menurun," ujar Agung. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, RNI akan menggelontorkan 400 ton gula di Jawa Barat. Dengan begitu, harga gula bisa turun dan masyarakat bisa membelinya seharga Rp 12.500 sampai Rp 13.000 per kilogram.‎ "Kami akan jamin ketersediaan gula di pasar."

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian