Harga Barang di Indonesia Timur Sudah Turun Berkat Tol Laut

Agung Samosir|Katadata
pelabuhan peti kemas
Penulis: Safrezi Fitra
30/3/2016, 11.54 WIB

Tahun depan kembali bertambah menjadi 106 trayek. “Kok bertambahnya (hanya) 10? Saya inginnya tambah 50 rute per tahun, tapi kan kapalnya enggak ada. Makanya bertahap,” kata Jonan. (Baca: Trio Pelindo Bangun dan Kelola Lima Pelabuhan)

Setiap penambahan rute kapal ini difokuskan untuk wilayah timur Indonesia. Sehingga akan banyak pelayaran yang berjalan di wilayah tersebut. Jadi, kata Jonan, jika Indonesia dibagi antara Timur dan Barat, sekitar 65 persen trayek yang baru dikembangkan di wilayah timur. Sisanya 35 persen lagi untuk wilayah barat.

Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli mengatakan esensi dari program Tol Laut adalah adanya pelayaran berjadwal atau regular shipping, khususnya di Indonesia Timur. Menurutnya biaya untuk pelayaran berjadwal ini hanya setengah dari biaya untuk membangun pelabuhan baru. (Baca: Gandeng ADB, Bappenas akan Evaluasi Program Tol Laut)

Konsep ini sebenarnya sudah pernah dilakukan di Indonesia, tapi kemudian dihapuskan. Saat ini pemerintah ingin kembali mengaktifkan pelayaran berjadwal ini. Sehingga yang diuntungkan Singapura jadi pusat transshipment. Pelayaran berjadwal bisa memberi kepastian usaha. Sehingga juga biaya kirim barang ke Indonesia Timur bisa turun.

“Itu penting sekali, karena buat pengusaha yang penting jadwalnya teratur. Karena untuk biaya, mereka sebetulnya enggak masalah mahal,” ujarnya. (Baca: 6 Langkah Pemerintah Untuk Kurangi Waktu Bongkar Muat di Pelabuhan)

Pemerintah juga telah menunjuk PT Pelni (Persero) untuk menjadi operator untuk pelayaran berjadwal ini. Sementara Kementerian Perdagangan bertugas untuk memastikan agar pedagang bisa memanfaatkan Tol Laut untuk mendistribusikan produk ke seluruh Indonesia. “Memang yang dibutuhkan pedagang dan pengusaha adalah kepastian jadwal, bahwa pasti ada kapal yang berlayar,” ujar Menteri Perdagangan Thomas Lembong menambahkan.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra