KATADATA - Melimpahnya sumber daya alam Indonesia, terutama sektor kelautan dan perikanana, membuat daya tarik tersendiri bagi investor. Dalam pertemuan bilateral di Jakarta hari ini, Menteri Luar Negeri Belanda H.E. Bert Koenders menyatakan minat untuk masuk ke industri maritim Indonesia. Sebelum menentukan spesifikasi bisnisnya, para investor hendak mempelajari lebih dahulu bidang usaha yang hendak digarap.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan ada dua poin penting yang dihasilkan dalam kaitan ini. “Satu, kami sepakat memperkuat hubungan maritim, terutama terkait ship building, navigasi, infrastruktur pelabuhan, dan perikanan,” kata Rizal saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016. (Baca: Indonesia Lawan Malaysia dan Amerika Berebut Investasi Cina).
Menurut Rizal, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membangun industri perikanan. Pasalnya, beberapa negara tetangga Indonesia sedang mengalami kesulitan dalam penyediaan bahan baku. Di tengah kesulitan tersebut, semestinya Indonesia dapat “mencuri” kesempatan untuk menggaet investor agar membangun industri perikanan di dalam negeri.
Karena itu, pemerintah akan membuka pintu lebar bagi para investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini. Selain membangun industri perikanan, para pemodal juga bisa menanamkan dananya di industri cold storage dan processing. (Baca juga: Realisasi Investasi Cina Rendah, BKPM Buat Desk Khusus).
Kedua, Indonesia memandang Belanda dan negara-negara Eropa memiliki kelebihan dalam bidang politeknik. Karenanya, Negeri Kincir Angin itu berpotensi mengembangkan bidang maritim seperti industri pembuatan kapal dan pelabuhan. Menurut Rizal, kedua hal tersebut akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
“Karena kita tidak ingin kekayaan alam kita ini hanya diekspor, diambil, dan disedot hanya sebagai sumber devisa tetapi tidak ada efeknya. Kalau industri perikanan kan ada pekerjaan, nilai tambah, ada multiplier effect,” ujar Rizal