Indonesia Lawan Malaysia dan Amerika Berebut Investasi Cina

Muchamad Nafi
16 Maret 2016, 18:42
Pembangunan.jpg
KATADATA/

KATADATA - Dana melimpah Cina menjadi incaran banyak pihak. Tak hanya negara maju seperti Amerika Serikat, sejumlah negara Asia Tenggara meliriknya seperti Malaysia. Indonesia pun tak mau tertinggal. Apalagi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisiasi investasi Negeri Panda tersebut masih rendah.

Sepanjang Januari-Februari tahun ini, data BKPM menunjukkan komitmen investasi dari Cina juga menurun 53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilainya menjadi US$ 3,2 miliar. Besaran komitmen ini membawa Cina pada urutan ketiga negara Penanaman Modal Asing setelah Amerika dan Singapura yang mencapai US$ 16,3 miliar dan US$ 7,9 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi investasi Cina kurang dari 10 persen dari nilai komitmennya.

Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea mengatakan saat ini banyak negara mengincar investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Cina. Bahkan Malaysia dan Amerika masuk sepuluh besar negara yang mendapat investasi dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Indonesia tidak masuk dalam level ini. Padahal, Cina kerap menyatakan akan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama investasi. (Baca: Realisasi Investasi Cina Rendah, BKPM Buat Desk Khusus).

Selama ini, kata Tambaa, investor Cina memilih berinvestasi melalui negara lain seperti Hongkong, Singapura, atau Virgin British Island. Yang menjadi pangkal masalah yaitu birokrasi di negaranya panjang sehingga sulit membawa modal keluar. Selain itu, Cina juga sering khawatir terhadap perkembangan politik dan sosial di Indonesia. “Yang paling penting itu certainty. Kami usahakan agar (komitmen investasi Cina) itu terealisasi,” kata Tamba di Jakarta, Rabu, 16 Maret 2016 .

Apalagi beberapa perusahaan mulai mengamati potensi bisnis di Indonesia. Perusahaan properti, misalnya, sedang menjajaki pembangunan hunian atau residensial yang terhubung dengan kawasan industri di Tangerang seluas dua ribu hektare. Nilai investasinya US$ 3 - 5 miliar selama lima tahun. Di sektor pertanian juga ada yang berencana mengembangkan perkebunan singkong di Kalimantan Tengah. “Saya bilang, kalau tidak dapat di sana, bisa di Kalimantan Utara. Gubernurnya sudah siap membantu.” (Baca juga: Dana Cina, Grup Sinar Mas Peminjam Terbesar Tiga Bank Pemerintah).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...