Pangkas Dwelling Time, 3 Pelabuhan Disiapkan Bantu Tanjung Priok

Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Penulis: Safrezi Fitra
18/3/2016, 20.34 WIB

Menurut dia, peningkatan arus barang yang terjadi setiap tahunnya, tidak akan bisa dipegang sendirian oleh Pelabuhan Tanjung Priok. Makanya butuh alternatif pelabuhan yang jaraknya tidak terlalu jauh untuk membantu Tanjung Priok. Dia pun membantah rencana penggunaan tiga pelabuhan ini kontraproduktif dengan rencana pembangunan infrastruktur kepelabuhanan pemerintah lain.

Sebelumnya, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) telah menyiapkan beberapa proyek untuk mengurai kepadatan Tanjung Priok. Diantaranya pembangunan Inland Waterways Cikarang yang membuka akses arus barang dari pelabuhan Tanjung Priok ke Cikarang melalui jalur sungai. Kemudian pembangunan pelabuhan di utara Jawa Barat dan pengembangan Pelabuhan Cirebon.

"Ini nanti sifatnya akan saling mendukung, karena tidak bisa Tanjung Priok itu sendiri meng-handle kontainer," kata Agung. 

Rencana pengalihan arus barang ini diharapkan dapat menurunkan dwelling time yang telah ditargetkan pemerintah. Presiden Joko Widodo menargetkan dwelling time di Indonesia bisa turun menjadi 2-3 hari mulai bulan depan. Sebenarnya angka dwelling time sudah turun dari 4,7 hari pada akhir tahun lalu, menjadi 3,5 hari saat ini.

Selain dari tiga pelabuhan alternatif di Banten, penurunan dwelling time juga akan dilakukan dengan pengoperasian kereta pelabuhan. Pelaksanaannya, kata Agung, masih harus menunggu proses administrasi antara PT Kereta Api Indonesia (Persero), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, dan Pelindo II. Kereta pelabuhan ini dipastikan tidak akan mengganggu lalu lintas transportasi darat, karena perjalannya hanya empat kali dalam satu hari.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution