KATADATA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mensinergikan dan menyatukan kekuatan empat perusahaan negara yang bergerak di bidang pertambangan. Keempat BUMN tersebut yaitu PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, PT Timah, dan PT Indonesia Asahan Alumunium. Penandatanganan nota kesepahaman atau MOU dipimpin oleh Menteri BUMN Rini Soermarno.
“Ini salah satu yang kita hasilkan, sinergi antara perusahaan pertambangan,” kata Rini dalam acara penandatanganan kesepakatan tersebut di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 8 Januari 2016. “Bukan hanya sinergi tetapi bagaimana perusahaan pertambangan kita dapat bersama-sama melakukan pengembangan, peningkatan usaha, hilirisasi, sehingga perusahaan kita bisa menjadi pemain dunia.” (Baca juga: Pemerintah Akan Bentuk BUMN Khusus Panas Bumi).
Menurut Rini, untuk menjadi pemain dunia, perusahaan negara bukan lagi hanya menyuplai bahan baku produk tetapi mengeluarkan produk akhir bahan pertambangan. Rini mencontohkan bauksit yang bisa diolah menjadi great alumunia, selanjutnya diolah menjadi alumunium sebagai produk akhir. Saat ini, alumunium banyak dipakai untuk komponen kapal terbang dan mobil. Dengan bobot yang ringan akan membuat konsumsi energi lebih kecil, begitu pula dengan polusi CO2-nya.
Salah satu bentuk nyata sinergi perusahaan BUMN ini, kata Rini, yaitu ditandatanganinya MOU antara PT Antam dan PT Bukit Asam dalam rangka pasokan tenaga listrik ke pabrik peleburan ferronikel milik Antam di Halmahera Timur. “Sinergi Antam dengan Bukit Asam dalam hal penyediaan energi. Karena dalam proses tambang itu, energi menjadi hal yang sangat penting,” kata Rini. (Baca: Pertamina Ingin Jadi Induk BUMN Migas).
Rencananya, PT Bukit Asam akan memasok batubara untuk pembangkit listrik berkapasitas 2 x 40 MW tersebut dengan membutuhkan investasi US$ 100 - 150 juta. Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Antam Tedy Badrujaman mengatakan pasokan listrik untuk pabrik peleburan ferronikel di Halmahera Timur ini harus segera berjalan. Harapannya, paling lambat Desember 2018 listrik sudah tersedia.
Untuk mempertahankan sinergi keempat perusahaan ini, Kementerian BUMN telah membentuk Komite Konsolidasi yang akan mengatur koordinasi, kajian, merumuskan kerjasama, dan sinergi bisnia keempat BUMN tersebut. Komite ini juga dipersiapkan untuk membentuk holding ompany untuk mempersiapkan konsolidasi BUMN Pertambangan.
Namun, skema holding company ini belum rampung pengkajiannya. “Itu masih dibahas komite. Sinergi ini mau bentuknya seperti apa, apakah tetap sendiri-sendiri tetapi mungkin ada join venture seperti Inalum dan Antam,” ujar Rini. (Lihat pula: Pemerintah Akan Tugaskan BUMN Bangun Bendungan).
Untuk diketahui, Komite Konsolidasi terdiri dari Komite Pengawas, Komite Eksekutif, dan Sekretariat Komite. Komite Pengawas terdiri dari Menteri BUMN dan beberapa pejabat eselon satu. Sedangkan Komite Eksekutif beranggotakan keempat Direktur Utama BUMN yang melakukan kesepakatan kerjasama ditambah beberapa direktur dari BUMN terkait seperri PT Telkom dan PT Dahana. Komite Eksekutif diketuai oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, sedangkan Wakil Ketua Komite Eksekutif dijabat Direktur Utama PT Bank Mandiri.