KATADATA - Pemerintah berencana mengembangkan industri bahan baku farmasi. Tujuannya untuk menekan impor yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor produk-produk farmasi. Namun, ironisnya sekitar 90 persen kebutuhan bahan baku industri farmasi bersumber dari luar negeri alias impor. "Kami tadi membicarakan produk dalam negeri untuk mengurangi impor (bahan baku farmasi)," katanya usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin malam (19/10).
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah sedang menyusun strategi untuk memperkuat industri bahan baku farmasi nasional. Strategi ini harus dilakukan secara terstruktur dan tidak bisa terburu-buru karena memperhatikan berbagai aturan. "Apalagi di negara produsen farmasi, area tersebut (industri hulu farmasi) betul-betul high regulated," imbuhnya.
Karena itu, Kementerian Koordinator Perekonomian bersama-sama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan tengah membahas teknis penyusunan peta jalan (roadmap) industri substitusi impor bahan baku farmasi. Namun, Darmin belum bisa memperkirakan waktu penyelesaian peta jalan industri tersebut. "Ini masih rapat pertama, masih akan ada rapat-rapat berikutnya," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengakui pemerintah sedang berupaya memperkuat produk-produk dalam negeri di sektor farmasi. Tapi, dia belum bisa menjelaskan secara rinci langkah-langkah penguatan tersebut. "Mohon doanya saja."
Seperti diketahui, berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, industri farmasi nasional membutuhkan bahan baku impor senilai US$ 1,2 miliar pada tahun 2015. Ini untuk mengantisipasi pertumbuhan industri farmasi sekitar 10 persen hingga 12 persen dalam tahun ini. Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia DPP Jatim Paulus Lusida, seperti dikutip Bisnis.com, pernah mengungkapkan mayoritas bahan baku industri farmasi masih diimpor dari China dengan persentase 60 persen. Sementara itu, 30 persen dan 10 persen masing-masing dibeli dari India dan Eropa.