Penjualan Rumah di Jabodetabek Menurun 19 Persen

Agung Samosir|KATADATA
KATADATA | Agung Samosir
Penulis:
Editor: Arsip
14/10/2014, 20.35 WIB

Dalam hal ini, rata-rata nilai penjualan rumah per bulan di Jabodetabek turun 5 persen dibandingkan semester 1-2013, menjadi Rp 146 miliar per bulab per perumahan. Hal ini, karena bank yang semakin selektif dalam memberikan pinjaman. 

Managing Director Cushman and Wakefield David Chadle mengatakan kebijakan penerapan loan to value (LTV) oleh Bank Indonesia sejak 2013 membuat pembeli properti menurun. Ditambah dengan belum stabilnya kondisi politik pada saat pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

"Karena sejak awal tahun (Pemilu) permintaan rumah terus menunjukan penurunan. Ini tren," kata David, dalam paparannya, di kantornya, Jakarta, Selasa (14/10).

Naiknya suku bunga acuan (BI Rate), juga membuat pengucuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari bank ke developer bertahap. Hal ini membuat developer enggan membangun perumahan baru tahun ini. Melambatnya pasokan juga terlihat dari jumlah suplai turun 1 persen, dari tahun 2013 sebesar 92,9 persen menjadi 91,9 persen di semester 1-2014.

"Peluncuran pasar baru developer masih berhati-hati melihat perbaikan minat pembeli rumah saat ini," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati