Vaksinasi Jadi Kunci Membangkitkan Industri Pariwisata

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Eksotisme pemandangan Labuan Bajo di sore hari menjelang malam, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini. Selain itu, pemerintah juga telah mewujudkan digitalisasi industri pariwisata di lima destinasi pariwisata super prioritas salah satunya adalah Labuan Bajo.
Penulis: Safrezi Fitra
15/7/2021, 18.09 WIB

Program vaksinasi Covid-19 dinilai menjadi kunci dalam membangkitkan kembali industri pariwisata di Tanah Air. Kesuksesan program ini bisa membuat pembatasan mobilitas masyarakat yang saat ini dilakukan pemerintah diperlonggar.

Dengan melonggarnya aktivitas masyarakat, destinasi wisata bisa kembali dibuka dan industri pariwisata bisa mulai bangkit. Apalagi, pembatasan kegiatan membuat masyarakat mulai jenuh di rumah dan aktifitas wisata menjadi pilihannya.

Bupati Pemalang, Jawa Tengah, Mukti Agung Wibowo mengatakan pelonggaran aktivitas masyarakat adalah kunci agar pariwisata bangkit kembali. Dengan pariwisata bergerak, maka rantai industri pendukungnya juga akan ikut bergerak.

"Saya sepakat masifnya vaksinasi adalah kunci dan harus ditingkatkan," kata Mukti dalam Investor Daily Summit 2021, Kamis (15/7).

Menurutnya, vaksinasi akan membantu mencegah dan mengendalikan pandemi dan terciptanya kekebalan kelompok (herd immunity).

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan sektor pariwisata menjadi yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Karakter pariwisata adalah pergerakan manusia yang saat ini sedang dibatasi.

“Pariwisata ini tidak akan pulih bila pandemi tidak ditangani secara cepat,” kata Hariyadi Sukamdani dalam kesempatan yang sama.

Program vaksinasi perlu menjadi prioritas. Program ini harus dilakukan dengan cepat, massif, dan menggunakan vaksin dengan efikasi yang tinggi. Apalagi laju vaksinasi Indonesia masih lambat dibandingkan negara lain.

Hariyadi mengungkapkan sejumlah masalah yang kerap ditemukan dalam program vaksinasi, antara lain tidak adanya vaksinator karena terkendala anggaran pemerintah yang terlambat cair. Atas permasalahan ini, pelaku usaha sudah berinisiatif membantu membiayai vaksinator.

“Tanpa adanya kecepatan vaksinasi, saya rasa kita akan sulit untuk bisa pulih dalam waktu dekat,” ujarnya.

Haryadi juga memberi saran agar ada pelonggaran perjalanan wisata nusantara dan mancanegara dengan protokol kesehatan yang ketat. Ia mencontohkan yang dilakukan beberapa negara seperti mensyaratkan sudah harus vaksin dan melakukan karantina.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)