Indonesia, Mesir, Malaysia Teken Kerja Sama Dagang Rp 1,53 Triliun

Kementerian Perdagangan
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi bersama Duta Besar LBPP Kuala Lumpur, Hermono menyaksikan 18 penandatanganan komitmen perdagangan antara pengusaha Indonesia dengan mitra dagang mereka dari Malaysia dengan total nilai sebesar USD 87,8 juta pada Senin (1 Nov). Penandatanganan ini digelar dalam rangkaian Trade Expo Indonesia-Digital Edition (TEI-DE) 2021.
3/11/2021, 09.46 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra dagang asal Mesir dan Malaysia dengan total nilai US$107,89 juta atau Rp 1,53 triliun.

Dengan Mesir, Indonesia menandatangani kerja sama dagang  untuk komoditas ban kendaraan roda empat sebesar US$ 20 juta (Rp 284 miliar). 

Penandatanganan MoU dilakukan di sela gelaran Trade Expo Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021 dan disaksikan secara daring oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf.

“Saya ucapkan terima kasih kepada perwakilan perdagangan Indonesia di Mesir atas dukungannya untuk memfasilitasi bisnis antara Indonesia dan Mesir,” kata Didi dalam keterangan resminya, Selasa (2/11).

 Didi juga mengapresiasi para pemimpin bisnis dan pengusaha dari Indonesia dan mitra dagang dari Mesir, yang secara gigih terus berkembang di tengah ekonomi global yang tidak pasti.

Didi meminta para pelaku usaha Mesir untuk dapat menjelajahi setiap kategori produk di platform www.tradexpoindonesia.com, untuk mengenal lebih jauh tentang produk ekspor Indonesia.

Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf menuturkan,kegiatan TE-DE 2021 merupakan momen penting bagi pelaku usaha Indonesia dan Mesir.

Dia menjelaskan momen ini juga membuktikan bahwa pelaku usaha Indonesia dan Mesir berhasil menunjukkan kerja sama perdagangan yang baik di tengah pandemi Covid-19.

“Pemerintahan Indonesia dan Mesir diharapkan dapat membuat lingkungan bisnis yang kondusif yang saling menguntungkan,” kata Lutfi.

 Sebagai informasi, neraca perdagangan Indonesia-Mesir periode Januari–Agustus 2021 mengalami surplus sebesar US$ 2,01 miliar (Rp 29,9 triliun).

Surplus tersebut dihasilkan dari ekspor Indonesia ke Mesir sebesar US$ 7,68 miliar (Rp 108 triliun) dan impor Indonesia dari Mesir sebesar US$ 5,67 miliar (Rp 80 triliun)

Total perdagangan Indonesia dan Mesir pada 2020 tercatat sebesar US$ 13,35 miliar (Rp 190,3 triliun). Nilai ini meningkat 48,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain dengan Mesir, Indonesia juga menandatangani perjanjian dagang dengan Malaysia.

Kemendag memfasilitasi penandatanganan 18 nota kesepahaman (MoU) dan Single Purchasing Statement (SPS) antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra dagang di Malaysia senilai US$ 87,89 juta (Rp 1,25 triliun).

Penandatanganan ini meliputi komoditas makanan dan minuman, palm acid oil, kopi, teh, bumbu,minuman herbal, dan busana muslim.

Didi mengatakan, pada periode Januari–Agustus 2021, total perdagangan Indonesia dan Malaysia sudah mencapai US$ 13,4 miliar (Rp 191 triliun). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami peningkatan sebesar 49,3%.

“Ini capaian yang luar biasa. Kita patut mengapresiasi upaya perwakilan dalam membantu perbaikan kinerja ekspor perdagangan kita ke Malaysia,” kata Didi.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan, kondisi perekonomian di Malaysia saat ini sudah mulai pulih.

Hal ini ditunjukkan dengan bergeliatnya berbagai sektor ekonomi seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial oleh Pemerintah Malaysia.

“Berbagai sektor ekonomi sudah mulai berjalan di Malaysia, ini memberikan efek langsung terhadap meningkatnya permintaan berbagai produk khususnya dari Indonesia,” kata dia.

Pada Januari–Agustus 2021, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 2,01 miliar (Rp 29,9 triliun).

Surplus tersebut dihasilkan dari ekspor Indonesia ke Malaysia sebesar US$ 7,68 miliar (Rp 109,4 triliun) dan impor Indonesia dari Malaysia sebesar US$ 5,67 miliar (Rp 80,8 triliun)

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi