Fesyen Muslim Nasional Diminta Memanfaatkan Besarnya Pasar Global

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Sejumlah model memperagakan busana rancangan mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Bogor dalam Embracing Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (18/11/2021)
18/11/2021, 18.31 WIB

Nilai ekspor produk fesyen muslim Indonesia bisa naik 10 kali lipat menjadi US$ 5 miliar (Rp 71 triliun) dalam lima tahun ke depan.

 Posisi pasar fesyen muslim Indonesia saat ini masih di bawah Iran dengan total nilai industri yang mencapai US$ 53 miliar (Rp 758 triliun), Turki  US$ 28 miliar (Rp 400 triliun), Arab Saudi US$ 21 miliar, (Rp 300 triliun) dan Pakistan US$ 20 miliar (Rp 286 triliun).

Ia juga menyebut, Indonesia siap menjadi pusat industri halal dunia di masa yang akan datang. Apalagi, pangsa pasar produk halal di dunia semakin besar.

Warga muslim dunia berpotensi membelanjakan lebih dari US$ 2 Triliun atau sekitar Rp 28,2 ribu triliun di sektor makanan halal, produk farmasi, kosmetik, fesyen dan rekreasi halal.

 Menurut Kementerian Perdagangan, ekspor produk fashion muslim Indonesia menembus US 2,91 miliar atau Rp 41,3 triliun pada Januari-Agustus 2021.

Sebagian besar produk tersebut justru diekspor ke negara-negara non-muslim ataupun bukan negara yang tergabung dalam organisasi konferensi Islam (OKI).

Lima besar tujuan ekspor produk fashion muslim Indonesia adalah Amerika Serikat yakni 55,85%, Jepang (7,80%), Jerman (5,32%), Korea Selatan (3,12%), dan Australia (2,86%).

Dengan demikian, total ekspor ke lima negara tersebut mencapai 74,95%.  Sementara itu, impor fashion muslim hanya US$ 0,20 miliar sehingga Indonesia secara keseluruhan surplus sebesar US$ 2,71 miliar.


Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi