Kemenhub Intensifkan Program Transportasi Berbasis BTS Tahun Depan

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Petugas membawa papan informasi untuk penumpang naik BisKita Transpakuan Bogor di Halte Cidangiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/12/2021). Kemenhub merealisasikan kebijakan subsidi layanan angkutan umum massal dalam skema Buy The Service (BTS) pada BisKita Transpakuan Bogor dengan menggratiskan penumpang naik bus untuk sementara waktu.
21/12/2021, 20.17 WIB

Kementerian Perhubungan akan mengintensifkan penerapan program Buy The Service (BTS) tahun depan. Buy The Service dinilai sebagai bagian dari infrastruktur transportasi yang berdampak luas pada masyarakat dan mendorong warga untuk menggunakan transportasi umum.

"Buy The Service memberikan suatu persemaian bagi dunia usaha untuk nantinya mereka survive, setelah itu mereka bisa bertahan dengan rute tanpa subsidi," kata Menterii Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers, Selasa (21/12).

Program BTS atau pembelian layanan untuk angkutan massal perkotaan, dilakukan dengan membeli layanan angkutan massal perkotaan kepada operator dengan mekanisne lelang.

Prinsip dasar program pembelian layanan adalah pemerintah mengalokasikan anggaran guna membeli layanan jasa angkutan yang disediakan oleh perusahaan angkutan umum (BUMN, BUMD, ataupun swasta) dengan kriteria tertentu.

Pihak perusahaan penyedia jasa menjalin kontrak kerja dengan pemerintah yang menyediakan anggaran.

Pemerintah akan memberikan subsidi biaya operasional kendaraan sebesar 100% agar Standar Pelayanan Minimal (SPM) terjamin, sehingga masyarakat dapat menikmati fasilitas  tersebut secara maksimal.

 Melalui konsep ini, pemerintah menjalankan sejumlah fungsi, yakni, menjadi penanggung resiko penyediaan layanan angkutan dikarenakan tingginya biaya operasional angkutan massal.

Juga, memberikan lisensi pelaksanaan pelayanan kepada operator yang memenuhi kualifikasi.

Hingga 2021, program BTS sudah terealisasi di empat kota yakni, Medan, Surabaya, Bandung, dan Makassar.

Selain dari empat kota tersebut, terdapat kota lainnya yang memenuhi kriteria layak menerima program BTS, yaitu Palembang, Surakarta, Yogyakarta dan Denpasar (sudah tahap operasional sejak tahun 2020), serta Banjarmasin, Bogor dan Banyumas.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya akan menambah satu koridor di Surabaya dan satu koridor Bandung, dan keduanya direncanakan menggunakan bus listrik.

Budi mengatakan, hingga 2021, jumlah penumpang layanan Buy The Service ini sudah mencapai 11 juta.

 Khusus untuk Bogor, dari empat koridor yang sudah diresmikan, jumlah penumpang sudah mencapai 205 ribu orang dengan rata-rata 4 ribu penumpang per hari.

"BTS ini waktu tunggu atau headwaynya dipertahankan antara 10-15 menit. Selain itu masyarakat bisa mengakses layanan ini dengan aplikasi yang tersedia di smartphone," kata Budi Setiyadi.

Pada awal Desember lalu (5/12), Kemenhub meluncurkan layanan bus buy the service (BTS) Trans Banyumas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Kabupaten Banyumas menjadi kota dengan layanan Teman Bus kedua pada tahun 2021 dan menjadi kota ke tujuh yang dilayani oleh Teman Bus.

 Teman Bus di kabupaten Banyumas akan melayani 3 (tiga) koridor yakni, Koridor 1 (Pasar Pon - Terminal Ajibarang.

Dalam jarak tempuh PP 39 km), Koridor 2 (Terminal Notog - Terminal Baturaden Bawah. Dalam jarak tempuh 48 km), Koridor 3 ( Terminal Kebon Dalem - Terminal Bulupitu. Dalam jarak tempuh 47 km).

Dari total 3 koridor ini, akan dioperasikan sebanyak 52 unit armada bus dengan rasio operator kurang lebih 2,4 sehingga membutuhkan 125 SDM yang akan menggawangi Trans Banyumas.

Adapun, dari 52 unit armada tersebut akan dialokasikan 10% untuk melayani masyarakat yang berkebutuhan khusus.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi