Atasi Wabah PMK, Kementan Akan Impor Vaksin untuk Hewan Ternak

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Ds/rwa.
Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di salah satu peternakan sapi di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Dinas Pertanian Kabupaten Gresik melakukan pembatasan area ternak dengan menutup sejumlah pasar hewan untuk memutus rantai penyebaran penyakit serta menyuntikan vitamin dan antibiotik bagi sapi-sapi yang terpapar PMK.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Tia Dwitiani Komalasari
12/5/2022, 11.27 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengimpor sebagian vaksin untuk menangani wabah PMK (penyakit mulut dan kaki) pada hewan ternak. Namun demikian, mayoritas vaksin PMK akan berasal dari dalam negeri. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, vaksin impor akan digunakan untuk hewan ternak di daerah yang telah terjangkit wabah PMK. Sementara hewan ternak yang ada di sekitar wilayah terjangkit wabah PMK akan menggunakan vaksin buatan dalam negeri.

Syahrul mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah berpengalaman untuk membuat vaksin PMK bagi hewan ternak. Namun, vaksin PMK dibutuhkan lebih cepat bagi daerah-daerah yang sudah terjangkit.  Impor vaksin PMK rencananya akan dilakukan dalam 14 hari ke depan.

"Impor vaksin sekarang ini mempertimbangkan masalah waktu kecepatan penyebaran virus," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/5). 

Baca Juga

Syahrul menjelaskan wabah PMK memiliki tingkat penularan tinggi karena dapat tersebar melalui udara (airborne). Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) telah menemukan serotipe dan strain virus PMK yang menjangkit hewan ternak di dalam negeri.

Secara umum, ada 14 serotipe wabah PMK di dunia. Berdasarkan penelitian, serotipe PMK yang menjangkit hewan ternak di Indonesia memiliki tipe O dengan strain Ind2001. Strain tersebut umum ditemukan di Asia Tenggara. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, mengatakan pihaknya akan memberikan obat dan booster kepada hewan terjangkit PMK. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas hewan ternak yang rawan terangkit sambil menunggu kedatangan vaksin PMK. 

Nasrullah mengatakan vaksin PMK impor akan ditujukan bagi dua wilayah terdampak, yakni DI Aceh dan Jawa Timur. Sementara itu, vaksin domestik akan diserap oleh provinsi lainnya. 

Baca Juga

Menurut dia, produsen vaksin PMK lokal telah memiliki keahlian dan fasilitas yang mumpuni. Pada 1986, pemerintah telah berhasil menyelesaikan masalah wabah PMK dengan virus buatan sendiri. 

Sebelumnya, Kementan telah resmi menetapkan Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Timur sebagai provinsi terdampak wabah PMK. Ada enam kabupaten di dua provinsi tersebut yang menjadi perhatian khusus pemerintah, yakni Aceh Tamian, Aceh Timur, Gresik, Sidoarjo, Lamingan, dan Mojokerto. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), produksi daging sapi di Indonesia sebesar 437.783,23 ton pada 2021. Jumlah itu turun 3,44% dibandingkan pada 2020 yang sebesar 453.418,44 ton.

Reporter: Andi M. Arief