PT Pan Brothers Tbk telah menghentikan produksi masker sejak semester II-2021. Salah satu pendorong keputusan tersebut adalah sinyal pemerintah yang mulai membicarakan transisi Covid-19 dari pandemi ke endemi pada akhir 2021.

Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan, perusahaannya juga tidak akan memproduksi masker tahun ini. Emiten industri tekstil berkode PBRX ini hanya menghabiskan sisa stok dari produksi sebelumnya.

"Kami sudah nggak produksi masker lagi dari 2021, tinggal menghabiskan stok saja," kata Anne kepada Katadata.co.id, Rabu (18/5). 

Pada 2021, Pan Brothers telah mengurangi produksi masker dan alat pelindung diri (APD) sebanyak 60%-70% dari capaian 2020. Dengan demikian, produksi masker Pan Brothers hanya mencapai 30 juta unit per bulan, sedangkan APD maksimal 5 juta unit per bulan di semester I-2021.

Anne mengatakan, pertimbangan awal Pan Brothers memproduksi masker adalah membantu masyarakat mendapatkan barang tersebut saat awal pandemi Covid-19 menyerang di kuartal II dan kuartal III 2020. Saat itu, harga masker sekali pakai atau masker medis cukup mahal dengan ketersediaan yang minim. 

Pan Brothers mulai memproduksi masker kain pada pertengahan 2020. Kontribusi penjualan masker dan APD kain ke total penjualan perusahaan mencapai US$ 81,7 juta. 

Dengan berkurangnya produksi masker dan APD kain pada 2020, kontribusi ke total penjualan hanya sekitar 5% atau mencapai sekitar US$ 19 juta. Setelah mendapatkan sinyal transisi pandemi ke endemi dari pemerintah pada paruh kedua 2021, Pan Brothers memutuskan untuk menghentikan produksi masker dan APD. 

Anne mengatakan, Pan Brothers tidak melakukan investasi tambahan saat mulai memproduksi masker dan APD. Mereka hanya mengubah susunan alur produksi yang biasa dipakai lantaran produksi masker dan APD lebih sederhana dibandingkan produksi garmen Pan Brothers pada umumnya.

"Masker akan tetap jadi kebiasaan (di masyarakat), tapi akan berkurang jauh (pemakaiannya) karena di luar (ruangan) tidak akan dipakai (lagi)," kata Anne. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melonggarkan pemakaian masker di tengah masyarakat. Kebijakan ini mempertimbangkan kondisi penularan Covid-19 yang semakin melandai.

Jokowi mengatakan, masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka bisa melepas masker. Namun, mereka yang berada di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus memakai masker.

"Masyarakat yang berkategori rentan, lansia, atau ada komorbid maka saya sarankan memakai masker saat beraktivitas," kata Jokowi dalam konferensi pers, Selasa (17/5).

 Jokowi telah menyiapkan masa transisi menuju endemi Covid-19 dalam enam bulan. Kebijakan tersebut berdasarkan kasus Covid-19 yang terus menunjukkan penurunan.

Namun, Jokowi tidak ingin Indonesia langsung menuju tahap endemi tanpa transisi terlebih dulu. Pemerintah telah belajar dari lonjakan kasus yang dipicu varian Delta serta Omicron.

Di sisi lain, sampah masker sekali pakai meningkat dan menjadi permasalahan baru sejak munculnya pandemi Covid-19. Pasalnya, sampah ini masuk daftar salah satu jenis sampah paling yang sulit diurai, bahkan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun.

Reporter: Andi M. Arief