Tim Tesla baru saja mengunjungi Indonesia dalam rangka penjajakan investasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan anak buah Elon Musk kaget setelah mengunjungi dua pabrik tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Salah satu pabrik tambang nikel yang dikunjungi tim Tesla yakni milik PT Vale Indonesia Tbk. "Waktu timnya Tesla datang ke Morowali dan Vale, mereka terkagum-kagum luar biasa," kata Luhut dalam rapat kerja dengan Banggar DPR, Kamis (9/6).
Tim Tesla kaget dengan kawasan industri untuk pengembangan kendaraan listrik yang disiapkan Indonesia. "Mereka bilang, saya tak pernah melihat ini di luar Cina, begitu hebatnya," kata Luhut.
Luhut mengatakan saat ini jumlah pekerja di kawasan industri Morowali mencapai 75 ribu orang. Adapun investasi tambang nikel di Morowali saat ini mencapai hampir US$ 30 miliar atau setara Rp 432 triliun.
Selain menunjukkan kawasan industri Morowali, Luhut juga menunjukkan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Kawasan itu disiapkan untuk menghasilkan energi baru terbarukan dengan kapasitas 265 gigawatt hour. "Energi itu dapat digunakan untuk memproduksi 3 juta mobil listrik," kata Luhut.
Selain itu, biaya listrik di Indonesia relatif murah, yakni 5 sen per Kwh. Adapun biaya transportasi terhitung sekitar US$ 1 untuk mengangkut bahan-bahan material.
Luhut mempromosikan di Indonesia tersedia kawasan industri yang menyediakan end-to-end clean energy. "Elon Musk sudah sangat paham mengenai hal tersebut. The best place to go is Indonesia, enggak ada yang lain," ujar Luhut.
Kunjungan tim Tesla ini setelah Luhut bertemu dengan Elon Musk pada April lalu di di Tesla Gigafactory, di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS). Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani mengatakan Musk tertarik berinvestasi di Indonesia.
Rosan mengatakan salah satu pertimbangan Musk berinvestasi di Indonesia adalah cadangan sumber daya baterai yang besar, yakni nikel, mangan, dan kobalt. Akan tetapi, Rosan belum mengetahui seberapa besar kapasitas produksi yang menjadi kebutuhan Tesla.
Rosan mengatakan pertemuan antara Luhut dan Musk berdampak positif. Namun, dari pertemuan tersebut belum dapat diperkirakan nilai investasi yang bakal ditanam Elon. Selain tertarik membangun pabrik baterai listrik, Rosan mengatakan Elon Musk juga tertarik membangun pabrik kendaraan listrik Tesla di Indonesia.
Pabrik tersebut mengincar pasar Asia. Sehingga, investasi Elon Musk kemungkinan akan menyeluruh pada ekosistem kendaraan listrik. "Produksinya bisa mencapai 5 juta kendaraan per tahun," kata Rosan.
Pada 2020, Elon Musk pernah dikabarkan berniat berinvestasi baterai kendaraan listrik di Indonesia. Namun, tim Tesla urung berkunjung. Ketika itu, Musk mengatakan akan berinvestasi ke India.