Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Danu Kerti Buleleng di Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (2/2). Bendungan tersebut mulanya bernama Bendungan Tamblang yang mulai dibangun sejak 2018.
Jokowi mengatakan bendungan tersebut memiliki kapasitas tampung sebesar 5,1 juta meter kubik dengan luas genangan sekitar 29,8 hektar. Bendungan tersebut dapat mengairi jaringan irigasi seluas 588 hektar.
Selain dipakai untuk irigasi, bendungan tersebut dapat digunakan untuk pengendalian banjir. "Anggaran yang dikeluarkan untuk membangun bendungan ini sebesar Rp 820 miliar. Uangnya banyak sekali," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (2/2).
Sebagai informasi, seluruh anggaran dalam pembangunan Bendungan Danu Kerti berasal dari anggaran negara. Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan Bendungan Danu Kerti dapat mengairi irigasi di Kecamatan Kubutambahan dan Tejakula.
Bendungan tersebut akan mengairi daerah irigasi Bungkulan dan Bulian. Bendungan Danu Kerti juga dirancang untuk menyediakan air baku sebesar 510 liter per detik untuk sekitar 40.000 kepala keluarga.
Berdasarkan laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bendungan Danu Kerti merupakan bendungan pertama yang menggunakan teknologi inti aspal sebagai inti bendungan. Umumnya, komponen konstruksi yang digunakan sebagai inti bendungan adalah tanah liat atau clay.
Penggunaan inti aspal dipilih karena memiliki kelebihan seperti kedap air, tahan gempa, dan memiliki efisiensi yang relatif lebih tinggi terhadap penggunaan material urugan.
Bendungan Danu Kerti adalah bendungan kedua yang berdiri di Bali setelah Bendungan Titab yang dibangun pada 2011-2015. Koster mengatakan bendungan ketiga di Pulau Dewata direncanakan rampung pada akhir tahun ini, yakni Bendungan Sidan.
Seperti diketahui, Bendungan Sidan didesain untuk menyediakan air baku sebesar 2,14 meter kubik per detik. Selain itu, daerah irigasi yang bisa dilayani Bendungan Sidan mencapai 4.594 hektar.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 61 bendungan rampung hingga 2024, guna menambah pasokan air baku dan irigasi lahan pertanian. Salah satu bendungan yang ditargetkan rampung tahun depan adalah Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air. Ini agar suplai air ke lahan pertanian, penyediaan air baku dan pengendalian banjir terjaga.