Kebutuhan Pekerjaan di Sektor Ekonomi Hijau Terus Meningkat

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Petugas melakukan perawatan panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (21/9/2022).
2/5/2023, 13.58 WIB

Kebutuhan pekerjaan di sektor ekonomi hijau diperkirakan bakal terus meningkat hingga beberapa tahun ke depan. Profesi seperti sustainability spesialis misalnya diprediksi bakal tumbuh 33% hingga mencapai 1 juta pekerjaan. 

Laporan terbaru World Economic Forum (WEF) bertajuk The Future of Jobs Report 2023 menunjukkan transisi hijau di sektor bisnis, implementasi ESG, dan adaptasi perubahan iklim menjadi faktor pendorong pertumbuhan profesi ‘hijau’. 

Ini sejalan dengan estimasi International Energy Agency (IEA) bahwa ekonomi hijau akan mempekerjakan 9 juta profesi baru setiap tahun. Selain itu, hingga 2030 transisi hijau akan menciptakan 30 juta pekerjaan di sektor energi bersih. 

“Ahli energi terbarukan dan insinyur pemasangan panel surya menjadi peran yang tumbuh cepat, di saat ekonomi beralih ke sektor energi terbarukan,” tulis laporan tersebut.

Head of Global Public Policy and Economic Graph Team, LinkedIn Suzanne Duke mengatakan data dari LinkedIn menunjukkan rekrutmen pekerjaan di sektor ekonomi hijau (green jobs) selalu melampaui permintaan dari keseluruhan rekrutmen dalam empat tahun terakhir. 

“Permintaan green skill telah meningkat 40% sejak 2015,” kata Suzanne Duke, dalam pengantarnya atas laporan World Economic Forum. 

Sayangnya, hanya 13% dari tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh perekrut. Menurutnya, peningkatan skill di sektor hijau masih perlu ditingkatkan untuk mengejar target net zero.

Duke mengatakan pekerjaan ramah lingkungan telah banyak diadopsi di negara-negara beremisi tinggi. Sektor seperti manufaktur serta minyak dan gas sudah aktif merekrut pekerja yang memiliki keterampilan di sektor ramah lingkungan. 

Meskipun India, AS, dan Jerman adalah beberapa penghasil gas rumah kaca terbesar, negara-negara ini juga mengalami pertumbuhan tercepat dalam keterampilan ramah lingkungan dalam ekonomi karbon. Jerman mengadopsi lebih banyak keterampilan hijau dalam industri manufakturnya daripada rata-rata global, sementara India dan AS memimpin dalam sektor minyak dan gas, dan pertambangan.

Tidak hanya kebutuhan pekerjaan hijau yang meningkat, para pencari kerja juga semakin peduli terhadap sisi keberlanjutan di perusahaan. Survei LinkedIn menunjukkan sekitar 26% pekerja di Eropa menuturkan keberlanjutan merupakan salah satu isu penting saat memilih pekerjaan. 

“Sekarang ada keinginan kuat dari para profesional untuk bekerja di perusahaan yang menghargai lingkungan,” kata Suzanne Duke. 

Reporter: Rezza Aji Pratama