Bursa CPO Diluncurkan Juni 2023, Diprediksi Kerek Harga Minyak Sawit

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.
Foto udara pekerja menggunakan alat berat untuk menumbangkan pohon kelapa sawit di Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (29/4/2023). Data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), realisasi program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak tahun 2016 hingga 30 Juni 2022 baru mencapai 256.744 hektar dari target pemerintah seluas 540.000 hektar hingga tahun 2024.
19/5/2023, 17.29 WIB

Bursa minyak sawit mentah atau CPO akan diluncurkan pada Juni 2023. Pembukaan bursa tersebut diprediksi akan mengerek harga kelapa sawit khususnya Indonesia.

Plt Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Didid Noordiatmoko, mengatakan ekspor CPO selanjutnya wajib dilakukan melalui bursa tersebut. Didid menyampaikan, bursa tersebut hanya akan memperdagangkan satu pos tarif yaitu 15111000 atau CPO.  Sementara produk sawit lainnya belum diatur untuk masuk dalam Bursa CPO.

Menurut dia, kewajiban masuk bursa tersebut tidak akan banyak merubah aturan dan pungutan ekspor CPO.  "Kami hanya menambah satu tahap dalam proses ekspor CPO, yaitu masuk bursa. Tahapan lainnya masih seperti biasa," kata Didid di Gedung Bappebti, Jumat (19/5).

Didid menyampaikan, pembukaan Bursa CPO memungkinkan semua pihak menjadi pemain komoditas CPO selama memenuhi syarat. Akan tetapi, Didid belum merinci syarat yang dimaksud tersebut.

Dia mencontohkan Perkebunan Kelapa Sawit dapat langsung mengekspor CPO melalui Bursa CPO. Maka dari itu, pemerintah sedang melakukan sosialisasi terkait penerbitan Bursa CPO tersebut sekaligus mendata calon pemain bursa.

Apa Keuntungan Bursa CPO?

Didid menekankan pengoperasian Bursa CPO akan membuat pembentukan harga dan ketersediaa minyak sawit mentah menjadi transparan.  Pasalnya, Bursa CPO mewajibkan produsen yang tergabung untuk mendeklarasikan produknya secara rinci.

"Jadi, apapun kualitasnya, sertifikasinya harus disampaikan karena ini banyak penjual ketemu banyak pembeli. Penjual bisa ketemu pembeli manapun, tapi yang harus dilihat tetap barangnya," kata Didid.

Didid menyampaikan CPO yang masuk dalam bursa pada akhirnya akan menjadi acuan harga ekspor pemerintah. Alhasil, Didid optimistis harga CPO yang masuk dalam bursa akan lebih atraktif bagi penjual dari yang dilakukan selama ini.

 Dia menyampaikan, harga CPO yang terbentuk sejauh ini didasarkan oleh kesepakatan antar pebisnis atau B2B. Pengoperasian bursa dinilai akan membuat proses pembentukan harga lebih transparan dan sesuai dengan kondisi pasar.  
 
Maka dari itu, Didid mengumumkan akan ada biaya yang harus ditanggung oleh produsen CPO yang masuk dalam bursa. Menurutnya, salah satu komponen dalam struktur biaya tersebut adalah biaya asuransi.
 
Didid menjelaskan bursa CPO akan memberikan garansi proses transaksi. Secara sederhana, bursa CPO akan menjamin proses transaksi saat ada gagal serap maupun gagal bayar.
 
"Biaya bursa CPO itu masalah cost of money. Bunga kredit perbankan selama sebulan tidak sebanding dengan peningkatan harga CPO di bursa," kata Didid.
 
Harga CPO di Pasar Spot Rotterdam tetap bertahan dalam 44 hari terakhir di angka US$ 1.027,5 per Metrik Ton pada perdagangan Jumat, 12 Mei 2023. Harga CPO sempat menyentuh level tertingginya US$ 1.065 per Metrik Ton yang terjadi pada Senin, 02 Januari 2023.
 

Dibandingkan perdagangan awal tahun, harga CPO di Pasar Spot hari ini turun 0,24% (year to date/ytd). Demikian pula dibandingkan periode yang sama, secara tahunan harga CPO telah turun 37,73% (year on year/yoy).

Reporter: Andi M. Arief