Menko Airlangga Siapkan Strategi Atasi Anjloknya PMI Manufaktur RI

Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Luncheon Meeting yang diselenggarakan di Brussels, Belgia, pada Selasa (30/5).
5/6/2023, 14.31 WIB

Angka Purchasing Manager's Index atau PMI Indonesia susut lebih dari 2,0 poin dari 52,7 pada April 2023 menjadi 50,3 pada bulan lalu. Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak khawatir kondisi tersebut.

Airlangga menyampaikan penurunan PMI Indonesia pada bulan lalu disebabkan oleh pelemahan permintaan di pasar ekspor. Oleh karena itu, Airlangga berencana mendorong pembukaan pasar ekspor baru pada bulan ini.

"Kemudian, kedua, kami akan jaga permintaan ekspor melalui bentuk Comprehensive Economic Partnership Agreement. Akan membantu itu," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Senin (5/6).

Dengan strategi tersebut, Airlangga mengaku tidak khawatir PMI Indonesia susut ke bawah 50,0. Seperti diketahui, PMI di bawah level 50,0 menandakan sektor manufaktur suatu negara dalam kondisi kontraktif.

Sebaliknya, PMI di atas 50,0 menandakan sektor manufaktur sebuah negara dalam kondisi ekspansif. PMI adalah indeks yang menunjukkan kondisi sektor manufaktur sebuah negara.

Associate Director Market Intelligence S&P Global Jingyi Pan mengatakan penurunan PMI Indonesia per Mei 2023 disebabkan oleh pelemahan permintaan baru di dalam dan luar negeri. Hal tersebut akan berdampak pada proyeksi pertumbuhan jangka pendek.

Akan tetapi, Jingyi menilai perlambatan pertumbuhan sektor manufaktur dapat mengurangi tekanan peningkatan biaya produksi. Alhasil, peningkatan harga penjualan yang diterima konsumen dalam waktu dekat akan lebih lunak.

Jingyi berpendapat pelunakan kenaikan harga jual tersebut merupakan hasil usaha Bank Indonesia dalam menekan inflasi. Seperti diketahui, inflasi per Mei 2023 telah susut menjadi 4 persen atau sesuai dengan prediksi inflasi Bank Indonesia sepanjang 2023 sebesar dua sampai empat persen.

"Walau demikian, hal tersebut cukup mengkhawatirkan untuk melihat sentimen bisnis secara keseluruhan yang tetap tertahan dengan menurunnya tingkat kepercayaan diri yang makin anjlok," kata Jingyi dalam keterangan resmi, Senin (5/6).




Reporter: Andi M. Arief