Harga Telur Masih Rp 32.000 per Kg, Kemendag Upayakan Segera Turun

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/nz
Pekerja menyortir telur ayam yang akan dijual di salah satu toko di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/6/2023). Menurut pedagang harga telur ayam mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir dari Rp50.000 menjadi Rp57.000 per papan dikarenakan adanya kenaikan harga pakan dan menurunnya produksi telur.
Penulis: Nadya Zahira
8/6/2023, 19.47 WIB

Kementerian Perdagangan mengakui harga telur saat ini masih mahal. Untuk itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk bisa menekan harga telur sesuai dengan Harga Acuan Pembelian atau HAP Rp 27.000 per kilogram (kg).

"Iya masih mahal, tapi kita upayakan bisa segera turun dalam waktu dekat," ujar Jerry saat ditemui awal media, di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (8/6).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan atau Kemendag Isy Karim mengatakan, pihaknya saat ini masih terus mempelajari upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk menekan harga.

"Kita masih mempelajari apakah ada intervensi harga seperti tahun kemarin, kita menerapkan bantuan pakan telur berupa jagung, nanti kita lihat dan diputuskan di Rakortas," kata Isy.

Harga Telur Melambung Hingga September

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insan Perunggasan Rakyat, Samhadi, memprediksi kenaikan harga telur tersebut akan berlangsung hingga September 2023.

Samhadi mengatakan, harga telur yang meroket tersebut dipengaruhi dua faktor yaitu kenaikan harga pakan dan program bantuan sosial atau bansos. Dia mengatakan, harga pakan ternak jagung naik 20% dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 7.200 per kg.

“Jadi harga pakan terutama jagung yang mahal itu, membentuk biaya produksi yang lebih tinggi dari biasanya, jadi harga telur mahal karena pakan ternaknya juga mahal,” ujar Samhadi saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (25/5).

Dia memproyeksikan harga pakan ternak jagung bisa lebih tinggi lagi karena akan terjadi kemarau atau musim paceklik pada Juli, Agustus, hingga Oktober. Kemarau tersebut akan mempengaruhi produksi jagung yang menjadi bahan utama pakan ternak.

Faktor kedua yang menyebabkan harga telur melambung adalah adanya program bantuan sosial atau bansos berupa ayam dan telur kepada sekitar 1,4 juta keluarga penerima manfaat atau KPM. Bansos yang diberikan pada KPM yang memiliki bayi berpotensi stunting tersebut sudah disalurkan sejak April 2023.

Samhadi mengatakan, program bansos tersebut membuat permintaan menjadi naik signifikan. Di sisi lain, produksi ternak sulit dilakukan imbas harga pakan ternak jagung yang mahal.

“Jadi permintaan naik, di sisi lain memang menguntungkan peternak, tetapi kami tidak bisa memproduksi telur dengan jumlah yang banyak akibat harga pakannya mahal,” ujarnya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Nasional yang dikeluarkan Bank Indonesia, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional mencapai Rp 32.00 per kilogram pada Kamis (8/6). Angka tersebut naik dibandingkan posisi pada pertengahan Mei lalu yang mencapai Rp 31.400 per kilogram.

Rata-rata harga telur ayam ras segar tertinggi yakni berada di Maluku yang mencapai Rp 41.700 per kilogram. Sedangkan untuk rata-rata harga terendah berada di Sulawesi Selatan yang mencapai Rp 27.200 per kilogram. Harga telur ayam ras segar di DKI Jakarta, rata-rata harganya mencapai Rp 31.650 per kilogram.

Reporter: Nadya Zahira