Laju Industri Melambat, Menperin Siapkan Insentif Pajak hingga Energi

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (1/3/2023). Bank Indonesia Jawa Barat memprediksi akan terjadi gejolak pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menyusul kondisi geopolitik global dan kenaikan upah serta perlambatan ekonomi akibat inflasi tinggi di negara tujuan ekspor.
12/6/2023, 17.26 WIB

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyiapkan insentif di tengah perlambatan industri tanah air. Perlambatan itu tercermin dari Purchasing Managers’ Index atau PMI manufaktur Indonesia Mei 2023 yang mencapai 50,3, turun dari bulan sebelumnya sebesar 52,7.

Menteri Perindustrian, Agus Guniwang Kartasasmita, mengatakan bentuk insentif tersebut beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Insentif tersebut misalnya pengurangan biaya pajak dan energi, biaya masuk ditanggung pemerintah, serta biaya bahan baku.

Agus mengatakan, insentif tersebut terutama diberikan pada sektor padat karya yang tengah dilanda badai pemutusan hubungan kerja atau PHK. Kemenperin akan membedah seluruh sub sektor yang melambat seperti industri alas kaki serta Tekstil dan Pengolahan Tekstil atau TPT.

 "Jadi seluruh sektor yang terdampak, yang penyerapan tenaga kerjanya besar. Salah satunya ya tekstil," ujar Agus saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/6).

PMI Manufaktur Merosot

Associate Director Market Intelligence S&P Global Jingyi Pan mengatakan penurunan PMI Indonesia per Mei 2023 disebabkan oleh pelemahan permintaan baru di dalam dan luar negeri. Hal tersebut akan berdampak pada proyeksi pertumbuhan jangka pendek.

Namun demikian, Jingyi menilai perlambatan pertumbuhan sektor manufaktur dapat mengurangi tekanan peningkatan biaya produksi. Alhasil, peningkatan harga penjualan yang diterima konsumen dalam waktu dekat akan lebih lunak.

Jingyi berpendapat pelunakan kenaikan harga jual tersebut merupakan hasil usaha Bank Indonesia dalam menekan inflasi. Seperti diketahui, inflasi per Mei 2023 telah susut menjadi 4 persen atau sesuai dengan prediksi inflasi Bank Indonesia sepanjang 2023 sebesar dua sampai empat persen.

"Walau demikian, hal tersebut cukup mengkhawatirkan untuk melihat sentimen bisnis secara keseluruhan yang tetap tertahan dengan menurunnya tingkat kepercayaan diri yang makin anjlok," kata Jingyi dalam keterangan resmi, Senin (5/6).

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 4% (year-on-year/yoy) pada Mei 2023. Lajunya terus melambat sejak Maret 2023, sekaligus menjadi inflasi terendah sejak awal tahun ini.

Reporter: Nadya Zahira