Buwas Ingatkan Kemendag Hati-hati soal Rencana Impor Beras 1 Juta Ton

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11/2022).
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
26/6/2023, 15.34 WIB

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog merespons langkah Kementerian Perdagangan atau Kemendag yang berencana akan mengimpor beras sebanyak 1 juta ton dari India. Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan rencana impor perlu disesuaikan dengan kebutuhan.

“Jadi jangan kita dapat penugasan impor, terus langsung impor. Karena pangan itu jadi masalah kalau disimpan lama,” ujar Buwas saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (26/6).

Buwas mengatakan rencana Kemendag mengimpor 1 juta ton sebagai antisipasi menghadapi cuaca ekstrem El Nino. Sehingga, saat stok beras di dalam negeri terbatas, maka opsi penambahan impor tersebut dapat dilakukan.

Rencana impor baru itu belum dibahas dalam rapat koordinasi terbatas atau rakortas. Sehingga belum diputuskan waktu realisasi impor 1 juta ton tersebut.

Hingga saat ini pemerintah baru memutuskan impor melalui Badan Pangan Nasional sebanyak 2 juta ton dari dua negara yaitu India dan Vietnam.

“Sekarang sudah pasti 2 juta penugasannya. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sudah menandatangani impor dari dua negara itu,” kata dia.

Kemendag sudah menandatangani nota kesepahamanan dengan India terkait rencana impor 1 juta ton beras. Impor beras bakal direalisasikan jika stok di Indonesia berkurang.

"Jika sewaktu-waktu butuh, kita bisa beli. Kita sudah pesan 1 juta ton," ujar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

Dia mengatakan, impor beras memang bukan kebijakan yang populer. Namun, stok beras di masyarakat harus mencukupi. Jika stok menipis karena El Nino, maka harga beras pun akan mahal.

Sebelumnya, pemerintah juga telah menugaskan Bulog untuk impor beras 2 juta ton. Menurut Zulhas, impor beras yang dilakukan Kemendag sebanyak satu juta ton ini di luar dari penugasan Bulog.

United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta MT pad musim 2022/2023.

Produksi beras Indonesia paling banyak berasal dari Jawa Barat (17%), Jawa Timur (17%), Jawa Tengah (14%), Sulawesi Selatan (6%), dan Sumatra Utara (5%).

Menurut laporan Badan Pusat Statistik, volume produksi beras Indonesia mencapai 31,54 juta ton pada 2022. Jumlah ini naik 0,59% dibanding produksi tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sepanjang 2022 produksi beras paling besar tercatat pada bulan Maret, yakni 5,49 juta ton. Sedangkan produksi beras paling rendah pada Desember yang hanya 1,11 juta ton.

Reporter: Nadya Zahira