PBB Berharap Prakerja Picu Partisipasi Perempuan di Sektor Teknologi

Pexels
Prakerja Gelombang 49 Dibuka
5/7/2023, 05.30 WIB

Keterlibatan perempuan di sektor teknologi saat ini masih tergolong minim. Oleh sebab itu Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) berharap keberadaan program seperti Kartu Prakerja mampu meningkatkan partisipasi pekerja perempuan di sektor teknologi.

Data UN Women, persentase pekerja perempuan di sektor teknologi secara global tercatat kurang dari 30% pada 2020. Bahkan, modal ventura global hanya menyalurkan 2% dari total pendanaan mereka bagi perusahaan rintisan atau startup milik perempuan pada tahun yang sama. 

Kepala Program UN Women Indonesia Dwi Faiz berpendapat tekanan dari masyarakat merupakan hambatan utama bagi kemajuan perempuan. Hal ini berdampak membatasi pengembangan inovasi dan teknologi yang mengutamakan kebutuhan perempuan.

Menurut Dwi, pembelajaran seumur hidup (lifelong learning) lantas dapat menjadi strategi masuk dan kembalinya perempuan ke pasar tenaga kerja. 

“Terutama di industri yang berkembang pesat, seperti teknologi dan inovasi,” kata Dwi dalam lokakarya “Women in Technology” di Konferensi Pembelajaran Sepanjang Hidup Inklusif (Inclusive Lifelong Learning Conference/ILLC) di Bali, Selasa (4/7).

Di Indonesia, Program Kartu Prakerja menjadi contoh platform pembelajaran seumur hidup tersebut. Prakerja menyediakan pelatihan bagi penduduk berusia 18-64 tahun, yang bertujuan mengembangkan kompetensi mereka.

Selain itu, Prakerja melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaannya, yakni pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat. Kerja sama ini lantas terintegrasi secara digital di platform Prakerja.

Data Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menunjukkan sebanyak 51% peserta program ini merupakan perempuan. Karena itu, Prakerja bisa turut meningkatkan partisipasi perempuan di sektor teknologi secara nasional.

“Perempuan memiliki kesempatan mengakses pelatihan sambil tetap menjalankan peran sebagai ibu,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari pada kesempatan yang sama.

Pengembangan keterampilan perempuan dan anak juga perlu didukung dengan terciptanya ruang digital yang aman dan peningkatan literasi digital. Tidak hanya itu, pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) pun harus bersifat inklusif.

Adapun, ILLC diikuti oleh 300 peserta yang berasal lebih dari 40 negara. Konferensi ini merupakan kelanjutan dari Marrakesh Framework of Action (MFA) yang dihasilkan dalam Konferensi Internasional Pendidikan Orang Dewasa (CONFINTEA) VII di Marrakesh, Maroko pada 2022.

Reporter: Andrea Lidwina