Indeks Logistik RI Anjlok, Kadin: Jangan Samakan dengan Singapura

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz
Sejumlah pekerja melakukan proses pemindahan Ship to Shore (STS) crane dari kapal ke Terminal Peti Kemas usai diresmikan di Pelabuhan Petikemas Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (9/4/2023). Sebagai upaya persiapan Batam sebagai hub logistik internasional serta meningkatkan kecepatan proses pelayanan bongkar muat, Badan Pengusahaan (BP) Batam mendatangkan satu unit STS crane baru dari Korea Selatan.
20/7/2023, 14.42 WIB

Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia menyampaikan hasil hitungan Bank Dunia soal Logistics Performance Index atau LPI Indonesia turun. Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia Akbar Djohan menyebutkan, posisi Indonesia turun 17 peringkat dari sebelumnya 46 di 2018 menjadi 63 di 2023. 

Akbar menuturkan, pihaknya terkejut melihat hasil penurunan tersebut, padahal menurut laporan dari Unitee Nations Conference on Trade and Development atau UNCTAD menyebut bahwa performa pelabuhan Indonesia termasuk 20 besar terbaik di dunia. 

“Hasil penurunannya memang cukup mengejutkan, karena di saat yang sama UNCTAD membeberkan bahwa pelabuhan kita masuk pelabuhan terbaik, tapi di satu sisi terjadi penurunan rangking," ujar Akbar, saat ditemui di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (19/7). 

Disisi lain, dia menilai Indonesia adalah negara dengan pengiriman tujuan akhir atau final destination. Dengan demikian, sistem logistiknya tidak bisa dibandingkan dengan Singapura yang hanya menjadi transit pengiriman. 

Oleh sebab itu Akbar mengatakan, pengukuran LPI seharusnya tidak hanya diukur dari soal kecepatan, melainkan juga harus diukur dengan aspek negara kepulauannya. 

“Negara kepulauan kita itu 17.500 pulau, bagaimana standarisasi negara kepulauan itu yg harus kita kejar.  Bagaimana ada instrumen yang bisa menyajikan secara transparan dan real time, sehingga stakeholders setempat bisa melakukan kebijakannya secara cepat dan tepat,” kata dia. 

Oleh sebab itu, dia berharap Bank Dunia bisa menghitung ulang LPI dan melakukan perbandingan yang lebih tepat sehingga bisa menggambarkan situasi konkret. Terkait persoalan itu, dia menyerahkan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang akan mengundang perwakilan Bank Dunia.

"Jadi empat pilar itu harus diukur kembali supaya ada benchmarking yang tepat dan bisa menggambarkan situasi yang konkret,” tuturnya. 

Sementara itu, Indonesia Economic Forum mengutip laporan Ken Research menyebutkan, tren pendapatan pasar logistik Indonesia semakin meningkat hingga 2024. Pada 2020, pendapatan logistik Indonesia US$ 220,9 miliar dan akan mencapai US$ 300,3 miliar pada 2024.

Pendapatan tersebut termasuk angkutan barang, pergudangan, serta kurir, ekspres, dan parsel. Kemudian juga terdapat nilai tambah layanan dan segmen logistik rantai dingin

Reporter: Nadya Zahira