Jokowi Sebut LRT Jabodebek Sudah Bagus, Target Beroperasi 26 Agustus
Presiden Joko Widodo menargetkan kereta api ringan atau LRT Jabodebek dapat dioperasikan secara komersial dua pekan lagi, Sabtu (26/8). Hal tersebut disampaikan setelah kepala negara kembali meninjau LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Jatimulya ke Stasiun LRT Dukuh Atas pada hari ini, Kamis (10/8).
Jokowi kembali meninjau LRT Jabodebek bersama dengan 20 selebriti papan atas, di antaranya Ari Lasso, Lukman Sardi, dan Chelsea Islan. Jokowi menilai operasional LRT kali ini sudah bagus dan siap dioperasikan.
"Kemarin perlu penyesuaian di sistem. Tadi saya cek di beberapa stasiun sudah pas. Jadi, dicek sekali lagi sudah bagus dan akhir bulan Insya Allah sudah dioperasikan," kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Kamis (10/8).
Jokowi mengatakan, urusan teknis seperti sertifikasi keamanan akan menjadi tanggung jawab LRT. Namun, dia tetap menekankan keamanan dan keselamatan dalam pengoperasian LRT Jabodebek.
Lebar LRT Lebih Ramping dari MRT
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, Jokowi memulai perjalanan LRT Jabodebek dari Stasiun Jatimulya hingga Stasiun LRT Dukuh Atas. Perjalanan yang melewati 14 stasiun tersebut ditempuh sekitar 60 menit.
Stasiun LRT Dukuh Atas maupun Stasiun LRT Jatimulya memiliki desain yang serupa dengan stasiun MRT di atas tanah, yakni dilengkapi dengan eskalator naik dan lift. Penumpang dapat menggunakan kartu elektronik maupun kode QR untuk menaiki moda transportasi tersebut.
Ukuran kereta LRT lebih ramping dibandingkan kereta MRT. Namun demikian, gerbong LRT memiliki ruang cukup luas bagi pengguna disabilitas, pengendara sepeda, dan pengendara otoped cukup luas dibandingkan ukuran gerbong LRT tersebut.
Adapun, jalannya LRT cukup mulus saat berjalan di antara stasiun. Namun laju LRT masih terasa direm mendadak saat mendekati stasiun, membuat penumpang harus berpegangan atau terjatuh.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai pengoperasian LRT menjadi penting untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Jokowi menghitung kerugian negara akibat kemacetan di Jabodetabek dan Bandung mendekati Rp 100 triliun per tahun.
Walau demikian, Jokowi mengatakan pengoperasian komersil LRT tidak akan berbarengan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB. Jokowi menjadwalkan pengoperasian KJCB paling cepat pada September 2023.
Jokowi menilai pengoperasian kedua moda transportasi tersebut penting untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota dan sekitarnya. Selain itu, Jokowi menyatakan tujuan utama dari pembangunan dua infrastruktur transportasi tersebut adalah mengurai kemacetan.
"Jadi, perpindahan dari moda transportasi dari mobil pribadi ke moda transportasi massal itu yang kami harapkan. Kerugian per tahun hampir Rp 100 triliun karena kemacetan di Jabodetabek dan Bandung," katanya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan sudah menetapkan besaran tarif LRT Jabodebek. Namun demikian, besaran tarif tersebut belum diresmikan. Berikut perkiraannya, seperti tertera dalam grafik.