Menperin Sebut Investor Antre Bebas Pajak Impor CBU Mobil Listrik

Wuling Motors
Guna memberikan pelayanan prima, Wuling Motors melakukan beberapa langkah strategis dan efektif.
23/8/2023, 13.58 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penerbitan aturan insentif impor mobil listrik atau EV terhambat mekanisme pemberiannya. Mekanisme yang masih dibicarakan saat ini adalah berbasis investasi, produksi, maupun gabungan keduanya.

Agus mengatakan saat ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan masih membahas pemberian mekanisme tersebut secara rinci. Ia menargetkan aturan insentif mobil listrik terbit pada tahun ini.

"Jujur saja sudah banyak sekali calon investor EV yang sudah menyatakan komitmen dan menunggu kebijakan insentif ini," kata Agus di Jakarta International Expo, Rabu (23/8).

Seperti diketahui, insentif yang dimaksud Agus adalah pembebasan pajak impor mobil listrik secara utuh atau CBU. Insentif lainnya adalah penurunan bea masuk mobil mobil listrik CBU dari 50% menjadi 0%. Selain itu, Agus berencana meniadakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mobil listrik impor CBU yang saat ini mencapai 125%.

Agus menjelaskan insentif yang diberlakukan akan lebih kompetitif dari negara tetangga. Pasalnya, menurutnya, mayoritas negara hanya memberikan insentif serupa hingga 2025, sedangkan pemerintah berencana memberlakukan insentif tersebut hingga 2026.

Agus mencontohkan Thailand yang memberikan insentif pembebasan pajak impor EV CBU pada 2024-2025. Menurutnya, Thailand memberikan insentif tersebut berdasarkan kapasitas produksi.

Agus menjelaskan kuota impor EV CBU yang bebas pajak impor sama dengan jumlah produksi penerima insentif di Thailand. Menurutnya, syarat tersebut akan naik menjadi 1,5 produksi mobil untuk satu unit EV CBU pada 2025.

"Kalau di Indonesia sampai 2026. Kami mau mereka segera masuk berbondong-bondong," ujarnya.

Insentif tersebut hanya diberikan pada calon investor yang sudah memasukkan rencana produksi dan investasinya ke pemerintah. Rencana tersebut akan menentukan kuota impor CBU yang akan diberikan oleh pemerintah.

Kuota impor mobil EV CBU akan terus bertambah seiring realisasi investasi. Oleh karena itu, calon investor yang mencabut rencananya saat masa insentif berlangsung akan dikenakan sanksi.

Walau demikian, Agus optimistis tidak akan ada calon investor yang mencabut investasinya setelah menikmati insentif tersebut. Pasalnya, calon investor akan tetap berkomitmen terkait jadwal investasi, produksi, dan peningkatan kapasitas produksi.

Sebelumnya, Politisi Golkar itu mengatakan salah satu investor yang dibidik dalam penerbitan insentif tersebut adalah BYD Co Ltd. Seperti diketahui, BYD telah membangun fasilitas produksi mobil EV di Thailand belum lama ini.


Reporter: Andi M. Arief