Pedagang Tanah Abang Sulit Untung di TikTok, Turunkan Harga 30%

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pedagang menjual pakaian secara daring melalui sociam media Tik-tok Live di Blok A dan Blok B Tanah Abang, Jakarta, Rabu (13/9).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
19/9/2023, 18.02 WIB

Pasar Tanah Abang, Jakarta, kini sepi pengunjung. Para pedagangnya pun bersiasat dengan menjajal berjualan dengan cara live streaming di Tiktok.

Namun, berdagang daring itu pun tak mengatasi masalah mereka. Pemilik toko gamis di Lantai dasar Pasar Tanah Abang, Surya, menyatakan live streaming tak membuatnya untung.

Sebab, Surya terpaksa menurunkan harga penjualan hingga 30% saat live streaming TikTok demi dilirik para pelanggan. "Biar menarik penonton, saat live hanya dilihat 20 orang," kata Surya di pasar Tanah Abang, Selasa (19/9). 

Surya mencatat TikTok hanya memberikan bantuan kepada penjual dengan total penonton setidaknya 100 orang saat melakukan siaran langsung. Oleh karena itu, Surya mengatakan tokonya lebih bergantung pada penjualan langsung di toko dibandingkan penjualan daring.

Pengalaman Surya ini berbeda dengan Nadya (22 tahun) yang menjual pakaian wanita Nara Fashion di Pasar Tanah Abang Blok B. Dia berjualan siaran langsung sejak enam bulan lalu.

"Saya mencoba live, setidaknya mencari pelanggan baru biar jadi pelanggan," kata Nadya kepada Katadata.co.id, Jumat (15/9).

Nadya menangguk omset empat kali lipat sejak berjualan live streaming di TikTok. Dia mengatakan penjualan offline di tokonya hanya sekitar Rp 500 ribu. Sedangkan hasil penjualan melalui live streaming TikTok bisa menjual 20-30 barang atau sekitar Rp 2 juta- Rp 3 juta per hari.

Meskipun saat tidak live streaming, transaksi pun terus berjalan. "Kalau enggak live, paling ada yang checkout 5-10 pcs," ujarnya.

Ia menyampaikan hasil penjualan dari live streaming sangat lumayan. Sebelum mulai berjualan live, penghasilan dari dagang di Tanah Abang tidak cukup untuk operasional seperti gaji karyawan, sewa toko, dan biaya lainnya.

Sepi Pembeli Pasar Pedagang di Tanah Abang Gigit Jari (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Para pedagang di Pasar Tanah Abang mulai gulung tikar akibat minimnya kunjungan pembeli. Berdasarkan pantauan Katadata, mayoritas toko yang masih beroperasi berada dekat lantai dasar.

Pasar Tanah Abang yang berlantai 11 itu, semakin sepi seiring seiring bertambahnya lantai. Banyak toko tutup mulai lantai 3A ke atas.

Separuh Pedagang Rugi saat Berjualan Online

Direktur Properti dan Perpasaran Pasar Jaya Aristianto memperkirakan sekitar 50% pedagang di Pasar Tanah Abang telah mencoba berjualan online. Mereka berjualan daring secara mandiri, bukan dari arahan pengelola.

Namun, berjualan online tak membuat untung. Para pedagang pasar Tanah Abang ini malah mengalami penurunan omset hingga 50%. "Kami akan memastikan ke teman-teman pedagang untuk memastikan nominalnya. Rata-rata sekitar 50%," kata Artianto di Pasar Tanah Abang.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Reynaldi Sarijowan mengatakan penjualan melalui media sosial malah membuat pedagang pasar tradisional merugi. Mereka banyak yang membanting harga demi menarik pelanggan.

Reynaldi berharap ada intervensi pemerintah terhadap penjualan daring melalui media sosial. "Kami berharap agar pemerintah bisa bekerja sama dengan beberapa aplikasi, entah itu TikTOk, Shopee, dan beberapa aplikasi lainnya untuk dapat mendorong agar algoritma pedagang UMKM dapat diperkuat," kata Reynaldi.

Reynaldi menilai pedagang tradisional kalah bersaing dengan pedagang khusus daring yang biasanya berjualan produk impor. Tekstil impor ini memiliki harga jual yang lebih rendah dari produk lokal.

"Kehadiran pemerintah diharapkan dan mencari solusi agar ada titik temu antara modernisasi berjalan dapat digunakan pedagang kecil," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief