Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menilai tambahan impor beras sejumlah 1,5 juta ton sulit direalisasikan pada akhir tahun ini. Penambahan impor tersebut merupakan penugasan pertama Presiden Joko Widodo kepada Arief pada akhir pekan lalu.
Penugasan tersebut diberikan saat Arief dan Jokowi mengikuti panen raya padi di Subang, Minggu (8/10). Seluruh beras impor tersebut akan menjadi cadangan beras pemerintah alias CBP.
"Dari penambahan 1,5 juta ton beras impor tersebut, diharapkan berapapun bisa masuk untuk membantu ketersediaan lebih baik. Namun, kayaknya sulit untuk masuk pada Desember 2023," kata Arief di depan Gedung A Kementerian Pertanian, Senin (9/10).
Berdasarkan paparan Badan Pangan Nasional (Bapenas/NFA), CBP per 6 Oktober 2023 mencapai 1,63 juta ton. Namun, CBP yang benar-benar ada di dalam negeri hanya 794.558 ton lantaran sebanyak 836.937 ton masih dalam perjalanan.
Total kuota impor beras pada tahun ini mencapai 2,3 juta ton dengan rincian 2 juta ton merupakan kuota baru dan 300 ribu ton adalah sisa kuota impor 2022. Dari total kuota tersebut, realisasi impor beras hingga 6 Oktober 2023 mencapai 1,12 juta ton.
Salah satu tujuan CBP adalah stabilisasi harga beras di dalam negeri. Karena itu, Arief menargetkan pemenuhan seluruh kuota impor beras sejumlah 2 juta ton tahun ini akan rampung pada November 2023.
NFA mendata rata-rata nasional harga beras premium hari ini telah mencapai Rp 14.920 per kilogram. Sedangkan harga beras medium kini mencapai Rp 13.230 per kilogram. Artinya, harga kedua jenis beras tersebut naik 20% di atas harga eceran tertinggi untuk masing-masing jenis.
Untuk mempercepat stabilisasi harga beras, Arief telah menugaskan Perum Bulog dan PT Pelabuhan Indonesia untuk mempercepat pembongkaran beras impor di pelabuhan. Beras impor terbaru sejumlah 270 ribu ton telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Untuk membongkar beras impor di atas kapal itu secepatnya akan dilakukan di delapan pelabuhan yang ada di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan pertimbangan menambah beras impor sejumlah 1,5 juta ton tahun ini untuk mengantisipasi pengurangan produksi nasional akibat El Nino. Artinya, panen raya yang terjadi di dalam negeri saat in masih belum memenuhi kebutuhan beras nasional.
Terkait harga, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai pengucuran beras pemerintah di pasar dapat menekan lonjakan harga saat ini. "Harus kita atasi dengan menggerojokkan sebanyak-banyaknya, memasok sebanyak-banyaknya ke pasar, agar harga bisa turun," kata Jokowi.