Otorita Ibu Kota Negara atau IKN menyebut investor Cina, Citic Construction berminat membangun hunian wilayah Nusantara. Total akan terdapat 60 menara atau tower yang akan dibangun untuk ASN dari Kementerian Pertahanan dan aparat keamanan lainnya.
"Cina ada satu perusahaan yang ingin membangun hunian, tapi mereka rencananya paling banyak membangun hunian, 60 tower," ujar Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono, Jumat (29/12).
Ia menjelaskan, investor Cina sudah menyelesaikan feasibility study atau uji kelayakan. Hasil FS tersebut tengah dievaluasi oleh konsultan independen yang berada di bawah arahan langsung Kementerian Keuangan.
"Evaluasi konsultan independen ini menggunakan skema project development facility untuk melihat apakah studi kelayakan ini bisa lanjut ke proses tender," ujar dia.
Fasilitas Penyiapan Proyek atau Project Development Facility (PDF) adalah fasilitas yang disediakan oleh Kementerian Keuangan untuk membantu penanggung jawab proyek kerja sama atau PJPK menyusun kajian akhir prastudi kelayakan, dokumen lelang. Skema ini juga mencakup pendampingan PJPK dalam transaksi proyek KPBU hingga memperoleh pembiayaan dari lembaga pembiayaan (financial close).
"Cina paling duluan karena sudah mulai sejak akhir 2022," kata dia.
Selain Cina, ia mencatat terdapat sejumlah investor lainnya yang juga berminat membangun hunian di IKN. Ada dua investor dari Malaysia, yakni Maxim dan IJM yang akan membangun masing-masing 10 menara dan 20 menara untuk hunian ASN.
Adapula sejumlah investor dari dalam negeri, seperti Sumarecon yang akan membangun hunian enam tower, Trinitiland sebanyak 8 tower, dan Nindya Karya sebanyak 8 tower yang seluruhnya dibangun untuk menjadi hunian ASN. Lalu ada Intiland akan membangun 109 townhouse dan Rockfield yang masih dalam proses uji kelayakan.
"Total ada inisiasi pembangunan hunian 166 tower dan 159 rumah tapak dengan indikasi investasi Rp 55 triliun," ujar dia.