Harga Tahu Tempe Berpotensi Naik Gara-gara Pendangkalan Terusan Suez

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nym.
Pekerja membuat tempe berbahan kedelai impor di sentra industri tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (9/1/2024). Pengusaha tempe setempat mengeluhkan harga kedelai impor yang kembali mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat sejak tiga bulan terakhir yakni dari Rp 10.000 menjadi Rp11.500 per kilogram sehingga mereka membatasi jumlah produksi hanya empat kwintal per hari meski permintaan tempe meningkat.
Penulis: Agustiyanti
11/1/2024, 18.36 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan pendangkalan Terusan Suez yang berada di wilayah Mesir menjadi salah satu penyebab impor kedelai terhambat dan menyebabkan kelangkaan di dalam negeri. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kenaikan pada harga produk yang membutuhkan bahan baku kedelai seperti tahu dan tempe.

“Ada masalah transportasi. Saya dapat kabar bahwa Terusan Suez mendangkal dan adanya konflik di Timur Tengah membuat ketersediaan kapal dan kontainer terganggu,” ujar Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi saat Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulog Pusat di Jakarta, Kamis (11/1), seperti dikutip dari Antara. 

Ia mengatakan, dua faktor tersebut membuat kapal pengangkut terpaksa memutar hingga ke Tanjung Harapan dan berakibat pada keterlambatan pengiriman selama tiga minggu. Bayu pun menilai permasalahan transportasi menjadi kendala terbesar dalam menjaga stok kedelai di dalam negeri.

Menurut dia, minimnya pasokan kedelai juga terjadi karena Bulog tidak melakukan impor kedelai pada tahun lalu. Impor kedelai sepenuhnya dilakukan oleh swasta.

Kendati demikian, menurut dia, bukan berarti Indonesia sama sekali tidak memiliki stok kedelai. Sejumlah daerah yakni Jawa Timur dan Banten telah mulai kedatangan kedelai yang diharapkan mampu menormalkan stok jelang Ramadhan.

“Tahun ini kita akan coba untuk melakukannya. Namun demikian kalau saya melakukan saat ini paling cepat kedelai baru datang 1-1,5 bulan lagi karena memang belum ada,” ujarnya.

Batu mengatakan,  kendala dalam importasi kedelai juga telah disampaikan kepada Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Bulog pun berencana mencoba sistem impor baru agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

Minimnya stok kedelai turut disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo). Hidayatullah Suralaga dalam siaran persnya pada 28 Desember 2023. Berdasarkan catatannya, distribusi kedelai sempat terganggu pada awal Desember, namun pelaku usaha telah berusaha mempercepat kedatangan kedelai.

Ia merinci, pada bulan November dan Desember, Indonesia kedatangan kedelai sebanyak 60 ribu ton dengan menggunakan kapal curah dan 75 ribu ton dengan menggunakan kontainer yang langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia.

“Kedatangan pasokan kedelai ke Indonesia dengan menggunakan kapal curah adalah 72 kmt pada tanggal 30 Desember 2023, dilanjutkan 110 kmt selama bulan Januari 2024," kata Hidayatullah.

Reporter: Antara