Otorita Ibu Kota Nusantara sedang membangun terowongan multi utilitas atau multi-utility tunnel (MUT) pertama di Indonesia. Infrastruktur ini adalah terowongan yang akan memuat berbagai jenis kabel dan saluran air.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN Silvia Halim menjelaskan, MUT bukan hal baru di negara lain. Namun, MUT yang akan dibangun di IKN merupakan yang pertama di Indonesia.
"Kabel atau pipa utilitas di IKN nantinya tidak berserakan karena semuanya harus masuk ke MUT, seperti pipa air, pipa gas, kabel listrik, termasuk kabel telekomunikasi," kata Silvia dalam konferensi pers virtual, Senin (15/1).
Silvia menjelaskan, terowongan tersebut memiliki lebar 4,2 meter dengan tinggi sekitar 2,65 meter. Menurutnya, infrastruktur tersebut merupakan inovasi pengelolaan perkotaan di dalam negeri.
Ia menilai, kabel dan pipa utilitas memakan pengelolaan paling lama di manajemen perkotaan atau hingga tiga bulan. Silvia menyampaikan pengelolaan kabel dan pipa utilitas merupakan tantangan terbesar dalam pengelolaan perkotaan.
Pemerintah menargetkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN mulai beroperasi pada Agustus 2024. Secara rinci, sebagian aparatur sipil negara mulai beraktivitas di KIPP sektor 1A pada tahun ini.
Tenaga Ahli Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN Bonie Erwanto mencatat, rencana pembangunan MUT di KIPP 1A mencapai 37,72 kilometer. Namun Bonie mengatakan prognosis pembangunan MUT KIPP 1A hingga Juni 2024 hanya 30,3 kilometer.
Bonie mendata perkembangan pembangunan MUT KIPP 1A bagian pertama sepanjang 19 kilometer kini mencapai 63,5% per 11 Januari 2024. Sementara itu, pembangunan MUT KIPP 1A bagian kedua sepanjang 18,75 kilometer baru 10,4%.
Salah satu utilitas yang diperhatikan Bonie adalah pengoperasian kabel telekomunikasi untuk menyediakan internet. OIKN telah menunjuk PT Telkom Indonesia dan PT Indonesia Comnets Plus atau ICON Plus sebagai penyedia jaringan kabel serat optik di KIPP 1A.
Telkom dan ICON Plus hanya menyediakan kabel serat optik di dalam MUT, sedangkan jaringan dari MUT ke menara telekomunikasi atau setiap gedung menjadi tanggung jawab operator telekomunikasi. Oleh karena itu, Bonie mengatakan para operator Telkom dan ICON Plus harus menyediakan saluran sementara atau temporary ducting dari MUT ke setiap gedung.
"Penyediaan temporary ducting itu perlu dibicarakan bersama-sama dan kalau bisa tidak membebani konsumen dan operator telekomunikasi," kata Bonie.
Bonie menargetkan penyelesaian konstruksi 28 proyek konstruksi pada Juni 2024 di KIPP wilayah 1A. Secara rinci, seluruh proyek tersebut terdiri dari 17 proyek gedung dari anggaran negara dan 11 proyek yang didanai investor.
Ia mengatakan seluruh proyek gedung tersebut akan beroperasi penuh pada Agustus 2024. Seluruh proyek tersebut ditargetkan rampung pada Juni 2024 agar seluruh gedung tersebut dapat terhubung dengan internet pada Juli 2024.