Tiga Kecelakaan Kereta di Perlintasan dalam Sehari, Ini Tindakan KAI

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemangku kebijakan untuk menutup ketiga perlintasan sebidang tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
15/1/2024, 16.38 WIB

PT Kereta Api Indonesia atau KAI angkat bicara soal kecelakaan kereta api jarak jauh di perlintasan yang terjadi pada kemarin, Minggu (14/1). Ketiga kecelakaan kereta api ini menelan tiga korban jiwa.

Direktur Utama KAI DIdiek Haryanto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemangku kebijakan untuk  menutup ketiga perlintasan sebidang tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Adapun perlintasan sebidang dikelola oleh pengelola jalan raya yang dipotong oleh jalur kereta api tersebut.

"KAI prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut, serta menyampaikan ucapan turut belasungkawa kepada para keluarga korban," kata Didiek dalam keterangan resmi, Senin (15/1).

Didiek mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati saat melalui perlintasan sebidang. Menurutnya, pengguna jalan harus selalu mendahulukan kereta api saat melalui perlintasan sebidang sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Ia juga mengingatkan bahwa  pengguna jalan wajib berhenti saat sinyal berbunyi, palang sudah mulai tertutup, atau isyarat lain saat melalui perlintasan sebidang. Hal tersebut tertuang dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Ia pun mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengevaluasi keselamatan perlintasan sebidang di yuridiksinya masing-masing. Menurutnya, perlintasan sebidang yang membahayakan pengguna jalan harus ditutup.

Didiek pada saat yang sama meminta pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi perlintasan sebidang. Didiek menegaskan agar pengguna jalan disiplin mematuhi rambu-rambu di perlintasan sebidang.

"Pastikan jalur yang akan dilalui sudah aman, tengok kanan dan kiri, serta patuhi rambu-rambu yang ada," katanya.

Ketiga kecelakaan kereta api tersebut terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra Barat. Kecelakaan terjadi pada KA Wijayakusuma di Banyuwangi, KA Gaya Baru Malam Selatan di Klaten, dan KA Datuk Blambangan di Tebing Tinggi.

Selain tiga kecelakaan kereta di perlintasan, terdapat peristiwa kereta anjlok pada Minggu (14/1). Rangkaian kereta yang anjlok adalah KA Pandalungan relasi Gambir - Surabaya - Jember pada pukul 07.57 WIB. Lokasi kereta anjlok berada di Emplasemen Stasiun Tanggulangin. Akibatnya anjloknya kereta, jalur KA sempat tidak dapat digunakan. Namun, KAI telah merampungkan evakuasi pada Senin (15/1) dini hari sehingga jalur kereta saat ini sudah bisa dilewati.

Kecelakaan kereta api juga sebelumnya terjadi pada 5 Januari yang melibatkan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung. KAI sejauh ini belum menjelaskan akar dari kecelakaan tersebut setelah investigasi lapangan rampung pada awal pekan lalu, Senin (8/1).

Reporter: Andi M. Arief