Investor Asing Lirik Pembangunan 2 Bendungan, Butuh Dana Rp5,4 Triliun

ANTARA FOTO/Muhammad Mada/tom.
Foto udara suasana Bendungan Semantok di Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (3/1/2024).
Penulis: Andi M. Arief
6/2/2024, 08.33 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR akan melelang proyek Bendungan Bodri dan Bendungan Merangin dengan konsep Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha. Pemerintah mencatat kini ada belasan perusahaan nasional dan asing yang tertarik dalam proyek bendungan yang akan dilelang akhir 2024.

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air PUPR Arvi Argyantoro mengatakan ada 11 investor yang berminat dalam proyek Bendungan Merangin. Ia menyebut bendungan Merangin memiliki skema pengembalian campuran, yakni Availability Payment dan tariff.

"Bendungan Merangin punya potensi sebagai pembangkit listrik yang sudah kami perhitungkan. Jadi, nanti pengembalian investasinya dicampur antara AP dan tariff yang akhirnya bisa mengurangi nilai AP," kata Arvi di Road to World Water Forum 2024, seperti dikutip Selasa (6/2).

Secara singkat, AP adalah pembayaran secara berkala oleh pemerintah kepada investor hingga modal dan pengembalian investasi tercapai. Sementara itu, tariff adalah skema pengembalian investasi dari pengusahaan sebuah proyek infrastruktur.

Kementerian PUPR mendata lokasi pembangunan Bendungan Merangin adalah Jambi dengan estimasi investasi Rp 3,73 triliun. Pemenang lelang proyek akan memiliki konsesi Bendungan Merangin selama 30 tahun dengan pengembalian investasi atau IRR sebesar 10%.

Arvi mengakui tingkat IRR Bendungan Merangin terbilang kecil, namun IRR proyek tersebut masih lebih tinggi dari biaya konstruksi atau weighted average cost of capital (WACC) Bendungan merangin. Dengan kata lain, Arvi menekankan Bendungan Merangin tetap akan menghasilkan keuntungan.

Ia menilai Bendungan Merangin juga diminati investor asing dari beberapa negara, seperti Korea Selatan, Cina, dan Jerman. "Selisih antara IRR dan WACC Bendungan Merangin kecil, tapi saat market consultation atau market sounding proyek tersebut sudah ada 11 investor yang tertarik," ujar Arvi. 

Di samping itu, Arvi mencatat investor yang tertarik pada Bendungan Bodri tidak sebanyak Bendungan Merangin. Walau demikian, Arvi mengatakan proses lelang Bendungan Bodri lebih maju lantaran minim masalah teknis di lapangan.

Ia menyebut pemerintah berencana untuk melakukan persiapan lahan Bendungan Bodri pada pekan depan. Sementara itu, Bendungan Merangin saat ini terhadang lokasi bendungan yang berdiri di atas lempengan tanah.  

Seperti diketahui, Bendungan Bodri ditaksir menelan investasi hingga Rp 1,74 triliun dengan IRR sebesar 9,46%. Lokasi bendungan tersebut dirancang berada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Dengan kapasitas tampung 41 juta meter kubik. Dengan begitu total dana yang dibutuhkan untuk Bendungan Merangin dan Bendungan Bodri sekitar Rp 5,4 triliun. 

Pemerintah menyatakan Bendungan Bodri memiliki potensi pemabngkit energi sebesar 3,2 megawatt dengan masa konsesi 18 tahun. Namun Arvi mengatakan bendungan tersebut tidak memiliki potensi pengusahaan energi seperti Bendungan Merangin.

"Sebenarnya kami berharap ada potensi pengusahaan energi. Jadi, pengembalian investasi Bendungan Bodri adalah AP secara penuh," ujarArvi. 

Sebelumnya, Arvi menekankan, skema KPBU dalam pembangunan Bendungan Bodri dan Bendungan Merangin tidak membuat pemenang proyek menguasai air yang terbendung di kedua infrastruktur tersebut. Menurutnya, pemeliharaan dan operasional bendungan tetap akan dilakukan oleh pemerintah.



Reporter: Andi M. Arief