Dua Langkah Bulog untuk Jaga Stok dan Stabilkan Harga Beras

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin (5/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Januari 2024 sebesar 0,04 persen dengan komoditas penyumbang inflasi diantaranya meliputi beras, bawang merah dan tomat.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
12/2/2024, 16.40 WIB

Perum Bulog berencana untuk menjaga stok beras di pasar dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dan penyaluran beras komersial. Namun, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, kedua langkah tersebut baru akan dilakukan setelah Pemilu 2024.

Bayu menargetkan penyaluran volume beras dalam SPHP hingga dua kali lipat secara tahuan bulan ini. Oleh karena itu, ia akan memperluas jalur distribusi hingga ke ritel modern.

Menurut dia, penyaluran beras SPHP per Januari 2024 telah naik 160% secara tahunan menjadi 160.000 ton. Volume beras SPHP yang telah disalurkan adalah 220.000 ton sepanjang tahun ini.

"Kami akan meningkatkan penyaluran beras SPHP sampai 200% kalau perlu, karena beras SPHP ini sangat dibutuhkan masyarakat," kata Bayu di Ramayana CiPlaz Klender, Senin (12/2).

Bayu menjelaskan pola penyaluran beras SPHP adalah penjualan langsung ke peritel atau distributor yang memiliki ritel. Adapun para peritel penerima beras SPHP akan menjual beras tersebut ke masyarakat dengan harga khusus.

Ia sebelumnya mengatakan, pemerintah juga akan memasok beras ke beberapa pasar induk, seperti Pasar Induk Beras Cipinang atau PIBC, Pasar Ibu Mentawai, dan pasar di Natuna. "Pasokan beras ke PIBC dilakukan untuk memperkuat stok di Jakarta," katanya.

Bulog mendata jumlah beras yang telah dipasok ke PIBC mencapai 45.235 ton hingga akhir Januari 2024. Ini terdiri dari pasokan beras sebanyak 1.820 ton ke PT Food Station Tjipinang Jaya dan 43.415 ton ke 46.595 pedagang beras di PIBC.

Di sisi lain, Badan Pangan Nasional telah menginstruksikan Bulog untuk menggelontorkan beras komersial sejumlah 200.000 ton bulan ini. Sebanyak 50.000 ton dari beras komersial tersebut akan fokus disalurkan ke DKI Jakarta hingga 31 Maret 2024.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, target penyaluran tersebut penting lantaran panen raya akan dimulai pada Maret 2024. Arief memperdiksi total panen pada akhir kuartal pertama tahun ini mencapai 3,5 juta ton.

"Tantangan kami adalah menjaga harga beras di hilir. Selain itu, kami juga harus menjaga harga beras di hulu pada dua bulan ke depan," katanya.

Reporter: Andi M. Arief