Tak Perlu Menimbun, Harga Beras Diperkirakan Turun Mulai Pekan Depan

ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz
Ilustrasi. Harga beras premium diperlukan dapat turun di bawah Rp 13.000 per kg hingga April 2024.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
21/2/2024, 13.23 WIB

Harga beras diproyeksikan mulai turun pada pekan depan. Harga Gabah Kering Panen atau GKP tingkat petani di beberapa produsen gabah sudah turun sejak awal pekan ini.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia Sutarto Alimoeso mengatakan, penurunan harga GKP didorong oleh peningkatan panen gabah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga GKP di kedua provinsi ini sebagian besar telah turun di bawah Rp 8.000 per kg.

"Oleh karena itu, harga beras mungkin akan turun mulai minggu depan. Namun, penuruannya tidak akan lebih dari 20% pada Maret-April 2024," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (21/2).

Sutarto memperkirakan, harga beras premium dapat turun di bawah Rp 13.000 per kg hingga April 2024. Namun, ia berpendapat harga beras premium tidak dapat turun sesuai dengan Harga  Eceran Tertinggi atau HET dalam waktu dekat. 

Sutarto mencatat, harga GKP di daerah produsen telah turun hingga Rp 300 per kg sejak awal pekan sampai hari ini. Walau demikian, Mantan Direktur Utama Bulog ini menilai harga beras premium tidak akan mungkin turun ke level Harga Eceran Tertinggi atau HET senilai Rp 13.900 per kg.

Ia menjelaskan, HET beras premium dapat diraih jika harga GKP maksimum senilai Rp 6.000 per kg. Dengan demikian, harga beras premium dapat mencapai HET jika harga GKP dapat susut lebih dari Rp 2.000 per kg.

"Apakah akan tercapai kalau melihat situasi panen hingga Maret 2024? Sepertinya akan sulit untuk harga beras premium menuju HET," ujarnya.

Selain peningkatan produksi, Sutarto mengatakan, penurunan harga beras akan ditopang oleh program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras atau SPHP.

"Bantuan pangan beras pemerintah kan jalan, itu pengaruhnya besar. Jadi, bantuan pangan jalan, program SPHP jalan, di samping panen mulai lebih besar," katanya.

Bulog berencana untuk menggenjot penyaluran beras SPHP hingga Maret 2024 atau selama Ramadan 2024. Mereka akan menyalurkan beras SPHP sejumlah 250.000 ton pada Februari-Maret 2023.

Dengan demikian, total beras SPHP yang disalurkan per bulan pada Februari-Maret 2024 sekitar 125.000 ton. Angka tersebut naik lebih tinggi dari rencana akhir tahun lalu sekitar 100.000 ton per bulan.

Bayu mencatat, telah mengucurkan beras SPHP sejumlah 226.000 ton hingga 12 Februari 2024. Ini terdiri dari 160.000 ton yang disalurkan pada Januari 2024 dan 60.000 ton pada 1-12 Februari 2024

Senada, Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa memprediksi harga beras selambatnya turun pekan depan. Menurutnya, salah satu penyebab penurunan tersebut adalah bantuan pangan dan program SPHP

"Stok Bulog dua hari yang lalu adalah 1,488 juta ton. Kalau itu digelontorkan ke pasar semua, harga pasti turun, dan hal itu sedang dilakukan," kata Dwi.

Dwi mencatat, stok beras di masyarakat pada awal 2022 adalah 11%, sedangkan di petani mencapai 47%. Menurutnya, stok beras yang dipegang masyarakat saat ini telah lebih besar dan menyentuh titik jenuh.

Ia berpendapat, hal tersebut disebabkan oleh masifnya pembelian beras pada dua bulan pertama 2024 akibat data defisit produksi yang dipublikasikan pemerintah. Kondisi tersebut didorong oleh berjalan penuhnya penyaluran bantuan pangan dan SPHP pada pekan ini.

Selain itu, Dwi mengatakan, penurunan harga beras pada pekan depan disebabkan oleh susutnya harga GKP di Jawa Timur. Ia mencatat harga GKP di Jawa Timur yang terus meningkat sampai Rp 8.500 per kg hingga akhir pekan lalu telah susut menjadi Rp 7.800 per kg pawa awal pekan ini.

Beras yang langka di sejumlah minimarket membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli lebih banyak dari kebiasaannya. Fani, warga Depok, memutuskan untuk membeli beras ukuran 20 kg di agen alihalih 5 kg yang biasa dilakukannya lantaran kesulitan mencari beras di minimarket. 

"Harga juga naik, beras 20 kg yang biasanya Rp 270 ribu, sekarang Rp 330 ribu," kata dia.

Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional beras premium mencapai Rp 16.240 per kg hari ini, Rabu (21/2). Harga beras premium tercatat terus tumbuh sejak awal tahun dan menembus Rp 16.000 per kg pada awal pekan ini.

Sementara itu, rata-rata nasional harga beras medium kini senilai Rp 14.160 per kg. Harga beras medium tertinggi ditemukan di Papua Pegunungan yang mencapai Rp 20.980 per kg.

Peningkatan harga beras tersebut sejalan dengan tumbuhnya rata-rata nasional harga GKP yang mencapai Rp 7.180 hari ini, Rabu (21/2). Sementara itu, rata-rata nasional harga Gabah Kering Giling telah menyentuh Rp 8.260 per kg.



Reporter: Andi M. Arief