Mentan Amran Proyeksi Produksi Beras Akan Surplus, Tembus 2,5 Juta Ton
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memproyeksi neraca produksi beras pada Maret hingga Mei 2024 akan surplus. Volume produksi beras pada tiga bulan tersebut akan lebih dari 2,5 juta ton.
Hal tersebut terjadi karena luas lahan tanam padi pada Desember 2023 sampai Februari 2024 lebih dari 1 juta hektare. Amran berencana untuk menjaga momentum tersebut dengan mempercepat masa tanam dengan metode pompanisasi.
"Di Pulau Jawa, kami akan memompa air sungai yang ada ke sawah-sawah tadah hujan. Itu strategi memitigasi risiko El Nino," kata Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/2).
Karena itu, Presiden Joko Widodo memutuskan menambah volume pupuk bersubsidi tahun ini dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Dengan kata lain, pemerintah menambah anggaran pupuk bersubsidi senilai Rp 14 triliun menjadi sekitar Rp 40 triliun.
Amran mengimbau petani untuk tidak mengkhawatirkan ketersediaan pupuk selama masa tanam. Di samping itu pemerintah juga berencana meningkatkan tingkat produksi lahan pertanian di atas tanah rawa menjadi tiga kali panen.
Menurut Amran, strategi tersebut telah disetujui dalam Rapat Kabinet Paripurna tadi siang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan memberikan diskon pupuk non subsidi sekitar 40%.
Diskon tersebut dapat dinikmati petani hanya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun Kartu Tani. "Jadi, berapapun petani minta bisa kami penuhi, sehingga kami harus menjaga produksi pada paruh kedua nanti, selain menjaga harga pangan," ujarnya.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendata rata-rata nasional harga semua jenis tampak masuk tren kenaikan sepanjang bulan ini. Rata-rata nasional harga beras premium terhitung naik Rp 1.020 menjadi Rp 16.400 per kilogram hari ini, sedangkan beras medium naik Rp 800 menjadi Rp 14.300 per kilogram.