Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras atau Perpadi memperkirakan, harga pokok produksi gabah akan menurun. Oleh karena itu, para petani meminta pemerintah menyesuaikan HPP gabah dan harga eceran tertinggi beras dalam waktu dekat agar harga gabah tak terlalu anjlok.
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menilai HPP gabah naik dari Rp 5.000 per kg pada tahun lalu menjadi Rp 6.500 per kg saat ini. Oleh karena itu, ia menilai HET beras premium sebenarnya bisa dinaikkan menjadi sekitar Rp 14.000 per kg.
HET beras premium adalah Rp 13.900 sampai Rp 14.800 per kilogram, tergantung pada daerah. Sementara itu, HET beras medium dipatok Rp 10.900 sampai 11.800 per kg tergantung daerah.
"HET beras premium mungkin bisa naik menjadi Rp 14.000 per kg lebih sedikit, tidak perlu sampai Rp 14.900 per kg," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Senin (4/3).
Sutarto mengatakan, penyesuaian HPP gabah dan HET beras menjadi penting agar harga gabah saat panen nanti tidak terlalu rendah. Harga gabah di sembilan daerah produsen gabah telah turun sejak awal bulan ini.
Harga gabah terendah di kawasan produsen ditemukan di Sumatra Selatan atau hanya Rp 6.200 per kg. Sementara itu, harga gabah tertinggi di kawasan produsen ada di Ngawi senilai Rp 7.200 per kg.
Perpadi mencatat, harga gabah pada bulan lalu mencapai Rp 8.500 per kg di sebagian daerah produsen gabah. Dengan demikian, harga gabah turun sekitar Rp 1.000 per kg dalam waktu beberapa pekan.
Sutarto menyatakan, harga gabah tidak boleh turun hingga HPP gabah tahun lalu atau senilai Rp 5.000 per kg. Sebab, Sutarto menyampaikan HPP gabah saat ini telah naik karena harga pupuk, sewa lahan, dan upah karyawan.
Ia memproyeksikan harga gabah akan terus melemah sepanjang Maret 2024 karena kenaikan produksi. Menurutnya, pemerintah dapat membantu menekan harga gabah lebih rendah jika terus mengeluarkan Cadangan Beras Pemerintah dalam bentuk bantuan pangan atau bera program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Berdasarkan data Perum Bulog, jumlah beras yang telah dikeluarkan secara tahun berjalan mencapai 357.939 ton. Sementara itu, beras SPHP yang telah didistribusikan sejumlah 382.932 ton.
"Kalau pemerintah mengeluarkan cadangannya terus menerus dengan tekanan yang luar biasa, beras yang di petani kan menjadi tidak laku. Sekarang, pemerintah mau harga beras berapa?" katanya.