Konglomerat di Balik BSD dan PIK yang Masuk Daftar PSN Jokowi

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Lanskap bagunan Tokyo Aapartemen di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Senin (31/7).
Penulis: Agustiyanti
25/3/2024, 17.43 WIB

Pengembangan Kawasan Terpadu di Bumi Serpong Damai atau BSD dan Pengembangan Pantai Indah Kapuk atau PIK masuk dalam daftar 14 Proyek Strategis Nasional atau PSN yang baru ditetapkan Presiden Jokowi pada pekan lalu. Nilai proyek kedua kawasan yang dikembangkan konglomerat-konglomerat properti  ini mencapai puluhan triliun rupiah. 

Siapa saja konglomerat tersebut?

Pantai Indah Kapuk selama ini dikembangkan oleh Agung Sedayu Group milik Sugianto Kusuma alias Aguan dan Salim Group milik Anthony Salim. Sementara kawasan BSD dikembangkan oleh Sinarmas Group yang dipimpin Franky Oesman Widjaja. 

Ketiga konglomerat yang mengembangkan kedua kawasan tersebut masuk dalam daftar 10 konglomerat yang membantu Jokowi untuk berinvetasi awal di IKN. Nilai investasi para konglomerat yang tergabung dalam konsorsium tersebut mencapai Rp 20 triliun. Konsorsium tersebut bahkan dipimpin Agung Sedayu Group. 

Tak hanya IKN, ketiga konglomerat tersebut juga membantu pemerintah dalam membangun Bandara Singkawang. Mereka bersama sejumlah pengusaha lokal lainnya menyumbang Rp 150 miliar untuk membangun bandara tersebut. 

Presiden Joko Widodo dalam peresmian bandara pada pekan lalu bahkan menyapa secara khusus Aguan dalam pidatonya dan menyampaikan terima kasih atas bantuan para pengusaha. 

"Yang saya hormati Pak Aguan bersama pengusaha yang asli Singkawang yang telah banyak berpartisipasi dalam pembangunan bandara ini," ujar  Jokowi saat peresmian, seperti dipantau melalui siaran Youtube Sekretariat Presiden. 

Pengamat Kebijakan Agus Pambagio menilai keputusan pemerintah menetapkan kedua proyek PSN tersebut adalah hal yang aneh. Pasalnya, kedua daerah tersebut telah berkembang murni dari sumber daya swasta dan tanpa bantuan pemerintah.

"Saya melihat dari sisi kebijakan publik langkah ini sangat aneh. Pertama, kenapa proyek murni swasta pakai PSN? Kedua, daerah yang masuk PSN ini sudah berkembang secara komersial," kata Agus kepada Katadata.co.id, Jumat (22/3).

Agus menyatakan, BSD sudah menjadi area komersial yang dikembangkan murni oleh pengembang swasta, yakni Sinarmas Land. Oleh karena itu, Ia menduga masuknya BSD ke daftar PSN merupakan langkah politik. Sinarmas Land merupakan salah satu investor di Ibu Kota Nusantara dengna proyek Hotel Nusantara.

Agus mensinyalir Sinarmas masih memiliki hubungan dengan Otorita Ibu Kota Nusantara, tepatnya dengan Wakil Kepala OIKN Dhony Rahajoe. Dhony Rahajoe merupakan Managing Director President Office Sinarmas Land sebelum bergabung dengan OIKN pada 2022. Namun, ia resmi mengundurkan diri dari Sinarmas Land pada Maret 2022.

Agus juga mencurigai politik balas budi dengan masuknya PIK ke PSN. Tokoh kunci dalam pengembangan PIK dan salah satu investor dalam Konsorsium Nusantara di IKN adalah orang yang sama, yakni Sugianto Kusuma alias Aguan.

"Jadi, ini bayar utang yang tidak tercatat atau seperti apa? Sebab, aneh saja BSD dan PIK masuk PSN, padahal kedua proyek itu sudah berkembang baik," katanya.

Profil Proyek BSD dan PIK yang Masuk PSN

Salah satu PSN baru yang dikembangkan Pemerintah yakni Pengembangan Green Area dan Eco-City di lokasi PIK 2 yang berlokasi di Provinsi Banten. Pengembangan wilayah berbasis hijau sluas lebih kurang 1.756 Hektare (Ha) itu dinamakan "Tropical Coastland" .

Kementerian Koordinator Perekonomian memperkirakan, proyek ini memiliki nilai investasi mencapai  Rp65 triliun dan  diharapkan dapat menyerap sekitar 6.235 tenaga kerja langsung dan 13.550 tenaga kerja sebagai efek pengganda. Kawasan PIK 2 nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg yang telah mulai digarap pada tahun 2023 lalu.

Sementara PSN  Pengembangan Kawasan Terpadu Bumi Serpong Damai yang masuk dalam PSN diperkirakan akan menyerap investasi sebesar Rp 18,54 triliun. Proyek ini didukung oleh Menteri Kesehatan yang telah menerbitkan Surat Rekomendasi untuk Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Kawasan BSD City.

Pengembangan Kawasan Terpadu di Bumi Serpong Damai tidak dilakukan pada keseluruhan Kawasan BSD, tetapi hanya untuk kawasan dengan luasan sekitar 59,6 Ha. Pengembangan wilayah tersebut akan difokuskan pada Pendidikan - Biomedical – Digital.

Kawasan ini nantinya juga akan dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengembangkan Pendidikan, Riset Kesehatan, Ekonomi Digital, Pengembangan Teknologi, Layanan Kesehatan dan Biomedical. Untuk pengembangan Biomedical Area di BSD ditargetkan sampai dengan 30 tahun ke depan. Untuk milestone pertama di 2024 yakni dengan adanya Grand Opening BioMedical Campus di tahun 2024.

Proyek ini juga diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10.065 orang secara langsung maupun tidak langsung dengan estimasi Penghematan Devisa sebesar Rp10,1 triliun dan Perolehan Devisa sebesar Rp5,6 triliun dari pengembangan layanan Kesehatan dan Biomedical.