Pengusaha Beberkan Dampak jika Rupiah Terus Loyo Tembus 16.000/US$

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
4/4/2024, 15.18 WIB

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo memperkirakan pelemahan rupiah selama dua pekan terakhir yang menuju level Rp 16.000 per dolar AS berpotensi memicu kenaikan harga pada kuartal kedua tahun ini. Pelemahan rupiah juga dapat menganggu daya saing industri, bahkan memicu PHK. 

Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah konsisten melemah sejak 21 Maret 2024 sampai awal pekan ini, Selasa (2/4). Rupiah dilego senilai Rp 15.923 per Dolar Amerika Serikat per kemarin, Rabu (3/4).

"Kenaikan biaya overhead produksi dapat terjadi bila pelemahan rupiah dibiarkan terlalu lama," kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani kepada Katadata.co.id, Kamis (4/4).

Shinta menjelaskan, kenaikan biaya produksi disebabkan sebagian besar bahan baku sektor manufaktur domestik masih bergantung pada impor. Dengan demikian, Shinta memproyeksikan pelemahan yang berlanjut berpotensi menghentikan sebagian atau semua kegiatan usaha manufaktur dan membuat kemungkinan PHK.

Selain penghentian produksi, Shinta mengatakan peningkatan biaya produksi karena pelemahan rupiah akhirnya akan membebani konsumen. Harga jual produk manufaktur akan naik di pasar.

Walau demikian, Shinta mengakui pelemahan rupiah dapat mendorong performa ekspor. Namun, ia menekankan peningkatan ekspor menjadi kontraproduktif di tengah tren pelemahan harga komoditas.

"Pelemahan harga terjadi khususnya pada komoditas-komoditas ekspor utama Indonesia. Ini yang menyebabkan penipisan surplus neraca dagang selama setahun terakhir," katanya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief