Pemerintah akan melanjutkan program bantuan pangan pada paruh kedua tahun ini, tepatnya pada Agustus, Oktober, dan Desember 2024. Dana yang disiapkan mencapai Rp 9 triliun.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemberian bantuan pangan dilakukan dua bulan sekali sesuai dengan postur anggaran negara. "Pendapatan fiskal kita tidak hanya untuk pemenuhan bantuan pangan. Kegiatan lain yang penting jangan sampai tertinggal," kata dia di depan kantornya, Jakarta, Jumat (7/6).
Perpanjangan program bantuan pangan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas soal pangan di Istana Merdeka pada awal pekan ini. Bantuannya berupa 10 kilogram beras untuk 22 juta keluarga penerima manfaat.
Terkai cadangan beras pemerintah alias CBP di Bulog, saat ini stoknya mencapai 1,8 juta ton. Angka ini dapat memenuhi kebutuhan pangan domestik dan program perpanjangan bantuan beras. Untuk konsumsi beras dalam negeri dalam sebulan diprediksi menyentuh 220 ribu ton.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah berencana memaksimalkan kuota importasi beras sebanyak 3,6 juta ton tahun ini. Arief menyebut, kebijakan impor beras ditujukan untuk menjaga stok CBP di angka lebih 1 juta ton.
"Importasi dilakukan kalau produksi dalam negeri terbatas. Mau panen atau tidak panen, stok beras harus di atas 1 juta ton," kata Arief.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan penyaluran bantuan sosial alias bansos tersebut dapat diperpanjang jika anggaran mencukupi. “Kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan lagi ke bulan berikutnya. Tapi janji saya sampai Juni dulu,” kata Jokowi pada 16 Februari lalu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menguraikan penyaluran bantuan beras dapat menekan kenaikan harga beras di pasar saat ini sekaligus menjaga daya beli masyarakat.