Eropa Kenakan Tarif Impor Mobil Listrik, Ini Serangan Balik Cina

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Galih Pradipta/wsj.
Presiden China Xi Jinping (kiri) berbincang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) sebelum mengikuti sesi pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Desy Setyowati
6/7/2024, 10.43 WIB

Cina mengumumkan ‘serangan balik’ kepada Uni Eropa, yang mengenakan tarif impor kendaraan listrik dari Tiongkok.

Beijing membuka penyelidikan anti-dumping atas produk impor brendi asal Eropa sejak Januari. Pemerintah Cina mengumumkan pada Jumat (5/7), langkah lanjutan dalam penyelidikan ini.

Kementerian Perdagangan Cina mengatakan akan mengadakan sidang pada 18 Juli untuk membahas klaim bahwa produsen brendi Eropa menjual produk di bawah harga pasar.

“Merek besar seperti Martell, Remy Martin, dan Hennessey milik LVMH atau Moët Hennessy Louis Vuitton akan menghadiri pertemuan tersebut di Beijing untuk kesempatan pertama membela diri secara langsung,” kata sumber Reuters di industri, dikutip Sabtu (6/7).

Kementerian Perdagangan Cina mengatakan, sidang tersebut digelar atas permintaan perusahaan.

Bulan lalu, Cina juga menggelar penyelidikan kedua terkait pengiriman daging babi dari blok 27 negara.

Surat kabar Global Times yang didukung pemerintah Cina juga melaporkan, para pejabat mempertimbangkan untuk membuka penyelidikan anti-subsidi terhadap impor susu Eropa. Selain itu, mengenakan tarif pada mobil berbahan bakar bensin bermesin besar yang dibuat di Eropa.

Para analis menilai, Cina memilih brendi dan daging babi untuk menyasar Prancis dan Spanyol, yang selama ini mendukung pembatasan perdagangan di Uni Eropa.

Sementara itu, Jerman sudah menjual sepertiga mobil produksi lokal di Cina. Lalu, Kementerian Perindustrian Cina bertemu dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Adolfo Urso pada Jumat (5/7) terkait potensi kerja sama di bidang otomotif, kapal, serta UMKM.

Cina Minta Eropa Batalkan Tarif Kendaraan Listrik

Cina berulang kali mendesak Uni Eropa untuk membatalkan tarif kendaraan listrik. Beijing mengatakan, mereka bersedia untuk bernegosiasi.

Tiongkok pun mengatakan, mereka sebenarnya tidak ingin terlibat dalam perang tarif lain.

Ada jangka waktu empat bulan sebelum pembahasan lanjutan antara Uni Eropa dan Cina soal tarif kendaraan listrik. Selama periode ini, Tiongkok berencana menggelar sidang produk brendi Eropa dua hari sebelum Uni Eropa mengambil langkah lanjutan terkait tarif kendaraan listrik.

Setelah Uni Eropa mengonfirmasi pada Jumat (5/7) bahwa tarif kendaraan listrik sementara akan berlaku, Global Times menerbitkan editorial yang mendesak Brussels mempertimbangkan penolakan produsen mobil di wilayah itu atas pembatasan tersebut.

Artikel terpisah Global Times menyerukan Brussels untuk menunjukkan ketulusan dalam perundingan untuk menemukan penyelesaian atas negosiasi dengan Cina.

Global Times juga menyoroti produsen kendaraan listrik Amerika, Tesla yang memprotes tarif kendaraan listrik di Eropa.

Sebelum Kamis (4/7), Beijing meminta Brussels membatalkan rencana pemberlakuan pembatasan. Akan tetapi, Uni Eropa mengatakan saat itu bahwa Cina perlu datang ke perundingan dengan peta jalan untuk mengatasi subsidi yang merugikan industri kendaraan listrik.

Dalam laporan mengenai investigasi kendaraan listrik selama sembilan bulan, Brussels memerinci keengganan Pemerintah Cina dan produsen mobil milik negara SAIC bekerja sama dalam penyelidikan.

SAIC Motors mengatakan, perusahaan akan secara resmi meminta sidang Komisi tentang tarif sementara. Korporasi menambahkan, penyelidikan Brussels melibatkan informasi sensitif secara komersial.

Sementara itu, perusahaan Geely dan BYD tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah mereka akan membuat permintaan serupa.

Saham produsen kendaraan listrik asal Cina yang terdaftar di Hong Kong anjlok pada Jumat. Harga saham Geely Automobile turun 4,1% ke level terendah sejak 7 Maret.